IDstar, Konsultan IT Jakarta - Tindak kejahatan atau kriminal (fraud) di perbankan belakangan ini sangat marak terjadi. Perbankan merupakan industri yang jadi sasaran empuk para oknum untuk mengambil keuntungan. Mengapa tidak? Perbankan adalah tempatnya uang dan masih banyak nasabah yang mudah ditipu karena kurangnya edukasi.
Apabila suatu perbankan mengalami fraud, maka nama bank tersebutlah yang akan menjadi sorotan oleh pihak umum. Maka penting bagi para pelaku industri di bidang perbankan untuk memperhatikan potensi dan bagaimana cara mengatasi fraud di industri tersebut.
Artikel ini akan membahas bagaimana cara mencegah penipuan di bank dan teknologi apa yang paling cocok untuk digunakan. Baca artikelnya sampai habis.
Apa Itu Fraud di Perbankan?
Sebelum melaju ke pembahasan, mungkin Anda bertanya, apa itu Fraud di Bank? Secara singkat, Fraud perbankan adalah aktivitas ilegal yang dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan finansial melalui manipulasi atau penyalahgunaan sistem perbankan.
Aktivitas ini sering kali melibatkan penggunaan informasi palsu, penipuan, atau pencurian identitas untuk mencuri dana dari akun bank atau melakukan transaksi tanpa izin.
Penipuan perbankan dapat dilakukan oleh individu dari dalam maupun luar sistem perbankan.
Contoh umum dari penipuan perbankan meliputi:
- Skimming Kartu ATM: Pelaku kejahatan memasang perangkat pada mesin ATM yang dapat membaca informasi dari strip magnetik kartu ATM saat dimasukkan pengguna. Informasi tersebut kemudian digunakan untuk membuat kartu duplikat.
- Phishing: Ini adalah bentuk penipuan di mana pelaku mengirimkan email atau pesan yang tampak sah dari bank, meminta pengguna untuk memberikan informasi pribadi mereka seperti nomor rekening, kata sandi, dan PIN. Informasi tersebut kemudian digunakan untuk mengakses akun korban.
- Pencurian Identitas: Pelaku mencuri informasi pribadi seseorang, seperti nomor jaminan sosial atau tanggal lahir, dan menggunakan informasi tersebut untuk membuka akun baru atau mengakses akun yang ada tanpa sepengetahuan pemiliknya.
- Penipuan Karyawan Bank: Karyawan bank yang tidak jujur dapat memanipulasi atau menyalahgunakan akses mereka ke informasi dan dana nasabah, melakukan transfer ilegal atau memanipulasi catatan untuk keuntungan pribadi.
Cara Mengatasi Fraud di Industri Perbankan

1. Gunakan Teknologi Keamanan Canggih
Anda dapat menggunakan teknologi keamanan atau cybersecurity yang canggih untuk melindungi data nasabah. Beberapa cyber security yang wajib ada yaitu software antivirus, deteksi virus, deteksi instrusi, dan alat pemantau jaringan.
Selanjutnya adalah memperhatikan penggunaan enkripsi data. Dengan mengenkripsi data nasabah, bank dapat memastikan bahwa informasi sensitif seperti nomor rekening, detail transaksi, dan informasi pribadi lainnya tetap aman dan tidak dapat diakses oleh pihak yang tidak berwenang.
Selanjutnya adalah penggunaan firewall. Firewall berfungsi sebagai penghalang antara jaringan internal bank yang aman dan internet yang tidak terkontrol.
Dengan menetapkan aturan dan filter tertentu, firewall membantu mencegah akses tidak sah ke jaringan dan sistem bank. Hal ini termasuk mencegah serangan siber seperti hacking, phishing, dan jenis serangan lainnya yang dapat mengancam integritas data keuangan nasabah.
2. Penggunaan Autentikasi Multi-Faktor
Autentifikasi Multi-Faktor (MFA) merupakan pendekatan keamanan untuk memperkuat proses autentifikasi dengan membutuhkan dua atau lebih bentuk bukti (faktor) dari pengguna sebelum memberikan akses data.
Tujuan dari implementasi MFA adalah untuk menciptakan lapisankeamanan tambahan yang lebih sulit ditembus oleh oknum. Contoh Autentifikasi Multi-Faktor adalah kombinasi kata sandi, OTP, verifikasi sidik jari atau pengenalan wajah.
Implementasi MFA merupakan langkah penting dalam meningkatkan keamanan data dan transaksi perbankan. Dengan menggabungkan beberapa faktor autentikasi, bank dapat secara signifikan mengurangi risiko pencurian identitas dan akses tidak sah ke akun nasabah.
Baca juga: Cara RPA Meningkatkan Penjualan Bisnis
3. Pantau Transaksi Mencurigakan
Pemantauan transaksi secara real-time merupakan elemen kunci dalam strategi mencegah penipuan di industri bank.
Dengan mengandalkan teknologi canggih seperti algoritma dan kecerdasan buatan (AI), bank dapat mengidentifikasi dan menanggapi aktivitas mencurigakan dengan cepat dan efektif.
4. Edukasi Nasabah secara Rutin
Edukasi nasabah merupakan aspek penting dalam strategi pencegahan penipuan di industri perbankan. Dengan memberikan informasi dan edukasi yang tepat, bank dapat memperkuat pertahanan pertama dalam melawan penipuan, yaitu kesadaran nasabah itu sendiri.
Beberapa edukasi yang penting disampaikan adalah sebagai berikut:
- Informasi tentang tindakan pencegahan keamanan
- Informasi tentang modus penipuan umum
- Cara menghindari penipuan
5. Kerjasama dengan Otoritas Keuangan
Kerjasama dengan otoritas keamanan merupakan langkah strategis yang membantu bank dalam mengatasi kejahatan siber dan penipuan dengan lebih efektif.
Aspek penting dari kerjasama dengan Otoritas Keuangan adalah kepatuhan terhadap regulasi dan konsultasi, peningkatan respon terhadap insiden, dan berbagi informasi dan intelijen.
Kerjasama dengan otoritas keamanan meningkatkan kemampuan institusi perbankan untuk merespons dan mencegah ancaman dari luar.
Baca juga: 10 Contoh Implementasi RPA dalam Industri Perbankan
Peran Teknologi Automasi (RPA) Mencegah Fraud di Bank

1. Deteksi Penipuan Otomatis
Teknologi otomasi dapat digunakan untuk mendeteksi kecurangan secara otomatis. Penggunaan RPA ini dapat dikolaborasikan dengan sistem kecerdasan buatan AI dan machine learning.
Teknologi ini juga dapat mendeteksi pola transaksi yang tidak biasa dan mencurigakan. Hal ini mencakup transaksi yang tidak sesuai dengan profil atau riwayat transaksi nasabah, atau pola yang sesuai dengan skema penipuan yang dikenal.
Ketika aktivitas mencurigakan terdeteksi, sistem dapat memberikan peringatan untuk tindakan lebih lanjut, seperti investigasi manual atau pemblokiran transaksi.
2. Analisis Data Secara Efisien
Otomatisasi memungkinkan bank untuk menganalisis data transaksi besar dengan lebih efisien, menggunakan big data analytics untuk mengidentifikasi tren dan pola fraud. Hal ini memungkinkan bank untuk proaktif dalam mencegah dan merespons potensi fraud.
3. Pemrosesan klaim penipuan secara otomatis
Sistem otomatis dapat menangani klaim fraud dengan lebih cepat dan efisien. Dengan mengotomatisasi proses ini, bank dapat segera menanggapi klaim fraud, mengurangi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan investigasi, dan meningkatkan kepuasan nasabah.
4. Peningkatan Keamanan Identitas Digital
Teknologi otomatis seperti verifikasi biometrik dan elektronik memperkuat keamanan identitas digital, mengurangi risiko pencurian identitas dan akses tidak sah ke rekening nasabah.
Jadi, jika ada oknum yang mencoba mengakses data nasabah, maka sistem membutuhkan data untuk mengautentikasi apakah yang mengakses akun tersebut benar merupakan nasabah asli.
Oknum fraud akan kesulitan mengakses data nasabah karena secara otomatis sistem akan menolak jika input yang ada tidak sesuai dengan data yang tersimpan.
Baca juga: Bagaimana RPA Meringankan Tugas Perbankan
5. Pembaruan Keamanan Otomatis
Penggunaan otomatisasi memastikan bahwa perangkat lunak dan sistem keamanan selalu diperbarui dengan patch keamanan terbaru. Hal ini membantu mencegah penyerang memanfaatkan kerentanan yang diketahui dalam perangkat lunak.
Dengan sistem keamanan yang diperbaharui, diharapkan potensi peretasan oleh oknum fraud jarang terjadi.
6. Mengurangi Kesalahan Manusia
Dengan mengotomatisasi proses yang sebelumnya dilakukan secara manual, bank dapat mengurangi risiko kesalahan manusia, yang sering kali menyebabkan celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh penipu.
Penutup
Itulah penjelasan mengenai cara mengatasi fraud untuk industri perbankan. Penggunaan teknologi memang sangat penting untuk membantu mengidentifikasi, mencegah, hingga mengatasi fraud dalam bisnis.
Industri perbankan sangat rentan untuk menjadi sasaran empuk para oknum pelaku fraud. Maka para pemangku kepentingan industri perbankan penting untuk memperhatikan hal ini.
Penggunaan teknologi RPA untuk mengatasi fraud di perbankan sangatlah menguntungkan. Jika Anda ingin mengetahui bagaimana implementasi RPA yang tepat sesuai dengan bisnis Anda, silakan hubungi Kami.