IDStar, IT Consulting Jakarta – Awalnya, software quality assurance hanyalah bagian kecil dari software engineering. Antara tahun 1950-an dan 1970-an, tujuan software testing hanya untuk menguji fungsionalitas software, bukan kualitasnya. Baru pada tahun 1980-an pengujian dianggap sebagai aktivitas utama untuk menilai kualitas aplikasi software.
Kemudian, di awal tahun 2000-an, permintaan software application meningkat seiring laju perkembangan teknologi. Hal ini menyebabkan metode Agile banyak dipilih dalam software development, merujuk pada pendekatan yang mengarah ke Continuous Integration/Continuous Deployment (CI/CD) dan Continuous Testing.
Proses continuous testing berbeda dengan pengujian software biasa, software testing model ini dilakukan pada setiap tahapan SDLC (software development life cycle). Alih-alih menunggu software selesai dibuat, Tim QA (quality assurance) menguji software seiring proses development berjalan.
Proses software testing yang lebih komples dapat lebih efektif menghasilkan software berkualitas tinggi, sehingga perusahaan disarankan untuk Hire QA Engineer, talenta IT dengan skill yang lebih kompleks dibandingkan QA Tester.
Apa Itu QA Engineer?
QA Engineer adalah profesi quality assurance yang fokus pada software development life cycle untuk meningkatkan efisiensi proses pengembangan software dan mencegah cacat dalam produksi. Profesi ini bukan hanya menentukan bagaimana software diuji namun juga memastikan software sesuai dengan standar kualitas dan ekspektasi klien.
Secara umum, QA Engineer merupakan spesialis yang bertujuan untuk membuat produk tanpa cacat dan menjaga kualitasnya mendekati sempurna. IT talent ini bekerja di seluruh proses software development, termasuk pada bidang software testing.
Dengan kata lain, QA Engineer memastikan tim software development melakukan hal yang benar dengan cara yang tepat untuk mendukung IT Developer agar mencapai hasil yang mereka harapkan. QA Engineer mengandalkan sederetan ‘ujian’ terencana dan sistematis dalam memantau proses yang diawasi untuk menjaga kualitas produk.
Peran QA Engineer Dalam Software Development Project
Seperti yang kita ketahui, QA Engineer proaktif memainkan peran penting dalam setiap fase SDLC. Lingkup pekerjaan QA Enginer mencakup sejumlah tugas, diantaranya sebagai berikut:
- Pengujian Perangkat Lunak: QA Engineer bertanggung jawab untuk menguji perangkat lunak guna memastikan fungsionalitas, keandalan, performa, dan kualitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.
- Desain dan Implementasi Tes: Mereka merancang dan mengimplementasikan tes otomatis atau manual untuk mengevaluasi fitur-fitur perangkat lunak.
- Identifikasi dan Dokumentasi Bug: QA Engineer mengidentifikasi bug atau masalah dalam perangkat lunak dan mendokumentasikannya dengan jelas agar dapat diperbaiki oleh tim developer.
- Kolaborasi dengan Tim Pengembang: Mereka bekerja erat dengan tim developer untuk memahami kebutuhan dan spesifikasi produk, serta membantu dalam pemecahan masalah yang terkait dengan kualitas perangkat lunak.
- Pengaturan Lingkungan Pengujian: QA Engineer bertanggung jawab untuk menyiapkan dan mengelola lingkungan pengujian yang diperlukan untuk menjalankan tes.
- Pemantauan Kualitas Berkelanjutan: Mereka memantau kualitas perangkat lunak secara berkelanjutan selama siklus pengembangan, dan memberikan umpan balik untuk perbaikan.
- Standarisasi Proses QA: QA Engineer membantu dan mengembangkan dan menetapkan standar dan proses QA yang efektif untuk memastikan kualitas tinggi dalam pengembangan perangkat lunak.
- Laporan dan Analisis: Mereka membuat laporan tentang hasil tes dan melakukan analisis untuk menentukan area yang memerlukan perbaikan.
- Pembaruan dan Peningkatan Metodologi Tes: QA Engineer secara terus-menerus memperbarui metodologi pengujian mereka mengikuti perkembangan teknologi dan best practice di bidang ini.
- Pendukung Keputusan: Dengan pengetahuan mereka tentang kualitas produk, input dari QA Engineer sering menjadi bahan pertimbangan perilisan perangkat lunak. Mereka membantu menentukan apakah suatu produk siap untuk diluncurkan atau memerlukan lebih banyak perbaikan.
Baca juga: 10 Cara Menjadi Software Engineer dari Nol 2024
Skill yang Wajib Dikuasai Seorang QA Engineer di Indonesia
Tentu saja seorang QA Engineer perlu menguasai berbagai keterampilan atau skill untuk menunjang keberhasilan dalam tugasnya.
Berikut adalah daftar keterampilan utama yang harus dimiliki oleh seorang QA Engineer yang kami rangkum dari berbagai sumber:
1. Pemahaman Mendalam tentang SDLC
SDLC adalah proses yang terdiri dari serangkaian langkah dalam mengembangkan atau memelihara perangkat lunak. Setiap fase dalam SDLC memiliki tujuannya sendiri dan merupakan bagian penting dalam mencapai kualitas produk akhir yang tinggi.
SLDC berupa:
- Perencanaan (Planning)
- Analisis Persyaratan (Requirement Analysis)
- Desain (Design)
- Pengembangan (Development)
- Pengujian (Testing)
- Implementasi (Deployment)
- Pemeliharaan (Maintenance)
2. Pengetahuan tentang Metodologi Pengujian Software
Mengerti berbagai jenis pengujian seperti pengujian fungsional, regresi, integrasi, performa, dan keamanan. Metodologi pengujian merujuk pada pendekatan yang digunakan untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang dikembangkan bebas dari cacat dan sesuai dengan persyaratan pengguna.
Berikut beberapa jenis pengujian secara umum:
- Black Box Testing (Pengujian Black Box)
- White Box Testing (Pengujian White Box)
- Grey Box Testing (Pengujian Grey Box)
- Regression Testing (Pengujian Regresi)
- Smoke Testing (Pengujian Smoke)
- Functional Testing (Pengujian Fungsional)
- Non-Functional Testing (Pengujian Non-Fungsional)
- User Acceptance Test atau UAT (Pengujian Penerimaan Pengguna)
- End-to-End Testing (Pengujian End-to-End)
3. Keterampilan dalam Pengujian Manual dan Otomatis:
Seorang QA Engineer harus mampu melakukan pengujian manual dan juga menggunakan alat otomasi pengujian seperti Selenium, QTP, atau alat lainnya.
Pengujian Manual:
- Pengujian Berbasis Manusia: Melibatkan pemeriksaan langsung fitur dan fungsionalitas perangkat lunak oleh tester manusia.
- Eksplorasi dan Pengujian Kasus Penggunaan: Fokus pada pengujian skenario penggunaan aktual dan eksplorasi antarmuka pengguna.
- Identifikasi Bug Visual dan Fungsional: Menemukan masalah yang mungkin tidak terdeteksi oleh alat otomatis, seperti masalah antarmuka pengguna atau pengalaman pengguna.
- Penting untuk UAT: Pengujian manual sering digunakan dalam Pengujian Penerimaan Pengguna (UAT) untuk menilai kepuasan pengguna.
Pengujian Otomatis
- Menggunakan Alat Otomasi: Memanfaatkan alat seperti Selenium, QTP/UFT, atau Appium untuk mengotomatiskan pengujian.
- Pengujian Berulang dan Skalabilitas: Ideal untuk pengujian yang berulang-ulang dan pada skala besar, seperti pengujian regresi.
- Pengembangan Skrip Tes: Membuat skrip tes yang bisa dijalankan berkali-kali dan menghasilkan laporan otomatis.
- Integrasi dengan CI/CD: Pengujian otomatis sering terintegrasi dengan pipa CI/CD untuk pengujian berkelanjutan.
4. Pengetahuan tentang Bahasa Pemrograman
Memiliki pengetahuan dasar tentang bahasa pemrograman seperti Java, Python, atau C#, yang berguna dalam pengujian otomatis dan skrip.
- Java: Sering digunakan dalam pengujian otomatis, khususnya dengan alat seperti Selenium.
- Python: Populer karena sintaksnya yang sederhana dan kemudahan penggunaan, sering digunakan untuk skrip pengujian otomatis.
- C#: Digunakan dengan alat seperti Selenium dan untuk pengujian di lingkungan .NET.
- JavaScript: Penting untuk pengujian aplikasi web, terutama dengan kerangka kerja JavaScript modern.
5. Pengalaman dengan Sistem Manajemen Basis Data (DBMS):
Pengalaman dengan Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) adalah keterampilan penting bagi QA Engineer, terutama karena banyak aplikasi perangkat lunak yang berinteraksi dengan basis data. Berikut adalah beberapa aspek penting dari pengalaman ini:
Pemahaman Struktur dan Skema Basis Data
- Model Data: Memahami model data seperti relasional, NoSQL, atau model lain yang digunakan.
- Skema Database: Mampu membaca dan memahami skema database, termasuk tabel, kolom, kunci utama, dan kunci asing.
Pengetahuan SQL
- Query Data: Kemampuan untuk menulis dan memahami query SQL untuk mengakses dan memanipulasi data.
- Analisis Data: Menggunakan SQL untuk menganalisis data dalam pengujian, seperti memvalidasi hasil pengujian atau mengidentifikasi data untuk tes tertentu.
Pengujian Basis Data
- Integritas Data: Memastikan bahwa operasi perangkat lunak mempertahankan integritas data di basis data.
- Pengujian Fungsional: Memeriksa fungsi yang berinteraksi dengan basis data, seperti transaksi atau pembaruan data.
- Validasi Data: Memastikan data yang disimpan atau diambil sesuai dengan ekspektasi.
6. Pemahaman tentang Prinsip DevOps dan Agile
Memahami prinsip-prinsip DevOps dan metodologi Agile, yang semakin umum digunakan dalam pengembangan perangkat lunak. Pemahaman tentang prinsip DevOps dan Agile melibatkan penekanan pada kolaborasi antar tim, integrasi dan pengiriman berkelanjutan, adaptabilitas terhadap perubahan, serta fokus pada kepuasan pelanggan melalui pengembangan iteratif dan responsif.
Ini mencakup menerapkan praktik untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pengiriman perangkat lunak, sambil memastikan bahwa produk akhir selaras dengan kebutuhan pengguna.
7. Kemampuan untuk Menganalisis
Tools yang Digunakan QA Engineer
Dalam menunjang pekerjaannya, tentunya ada beberapa tools yang harus digunakan oleh QA Engineer untuk mempermudah melakukan tester dari perangkat lunak yang sedang dikembangkan. Apa saja tools tersebut? Berikut penjelasannya:
1. Tools Pengujian Otomatis
- Selenium: Alat open-source untuk mengotomatiskan pengujian web di berbagai browser.
- QTP/UFT (QuickTest Professional/Unified Functional Testing): Alat komersial dari Micro Focus untuk pengujian fungsional dan regresi.
- Appium: Digunakan untuk pengujian aplikasi mobile, mendukung iOS, Android, dan platform Windows.
2. Tools Manajemen Kasus Tes
- TestRail: Alat manajemen kasus tes yang menyediakan pelacakan untuk pengujian manual dan otomatis.
- JIRA dengan Zephyr atau Xray: Sering digunakan bersamaan untuk manajemen proyek dan pelaporan bug, dengan plugin untuk manajemen tes.
3. Tools Integrasi dan Deployment Berkelanjutan (CI/CD)
- Jenkins: Alat open-source untuk integrasi berkelanjutan dan delivery berkelanjutan.
- GitLab CI/CD: Memberikan solusi CI/CD yang terintegrasi dengan GitLab.
4. Alat Pengujian Kinerja dan Beban
- JMeter: Alat open-source dari Apache untuk pengujian kinerja dan beban.
- LoadRunner: Alat komersial yang digunakan untuk pengujian kinerja aplikasi.
5. Alat Pengujian Keamanan
- OWASP ZAP (Zed Attack Proxy): Alat pengujian keamanan web open-source.
- Fortify: Alat komersial untuk static code analysis dan pengujian keamanan.
6. Alat Pengujian API
- Postman: Alat populer untuk pengujian API dengan antarmuka yang ramah pengguna.
- SoapUI: Digunakan untuk pengujian layanan web, khususnya SOAP dan REST API.
7. Alat Pengujian Cross-Browser
- BrowserStack: Menyediakan akses ke berbagai browser dan perangkat untuk pengujian cross-browser.
- Sauce Labs: Sama seperti BrowserStack, memberikan kemampuan pengujian di berbagai perangkat dan browser.
8. Alat Pelacakan Bug
- Bugzilla: Alat pelacakan bug open-source yang banyak digunakan.
- MantisBT: Sistem pelacakan bug yang juga open-source dan mudah digunakan.
9. Alat Kolaborasi dan Dokumentasi
- Confluence: Digunakan untuk dokumentasi dan kolaborasi tim.
- Slack: Alat komunikasi tim yang memungkinkan integrasi dengan berbagai alat pengembangan dan pengujian.
Baca juga: Profesi Data Science: Prospek Karier, Gaji, dan Tugasnya 2024
Gaji QA Engineer Di Indonesia
Gaji QA Engineer senior di Indonesia adalah IDR 15.750.000,- per bulan, gaji bervariasi berdasarkan berbagai faktor seperti skill, lokasi, employer (perusahaan pemberi kerja) serta pengetahuan teknis kandidat IT Talent.
Dikutip dari salaryexpert, QA Engineer entry level (pengalaman 1-3 tahun) menerima gaji IDR 7.530.000, per bulan, sementara level middle career (pengalaman 3-8 tahun) mendapatkan gaji IDR 11.400.000,- per bulan.
Jika disimpulkan, gaji QA Engineer di Indonesia untuk berbagai level adalah sebagai berikut, yang dikutip dari berbagai sumber:
- Junior QA Engineer: Fresh Graduate/Junior QA: Rp 3 juta hingga Rp 6 juta per bulan. QA Engineer entry level (pengalaman 1-3 tahun): Rp 7.530.000 per bulan.
- Mid-Level QA Engineer: Tingkat menengah: Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per bulan. Rata-rata: Rp 6 juta hingga Rp 15 juta.
- Senior QA Engineer: Senior QA Engineer: Rp 60.000.000 hingga Rp 120.000.000 per tahun.
- Manager QA Engineer: Manager QA Engineer: Rp 120.000.000 hingga Rp 180.000.000 per tahun.