Automation Testing: Cara Kerja dan Manfaatnya untuk Bisnis

Apa itu automation testing

IDStar, IT Consulting Jakarta – Automation testing tentu sangat dibutuhkan oleh berbagai industri saat ini. Mengapa tidak? Seiring dengan pertumbuhan teknologi dan kompleksitas aplikasi, kebutuhan untuk memastikan kualitas perangkat lunak tanpa kompromi semakin meningkat. Di sinilah peran automation testing dibutuhkan.

Dari cara kerja yang simpel serta kemampuan meningkatkan pekerjaan yang efisien, automation testing merupakan  salah satu pendekatan pengujian yang paling inovatif, automation testing menjanjikan keandalan dan efisiensi yang tak tertandingi, menjadikannya pilihan utama bagi banyak perusahaan.

Bagaimana Cara Kerja Automation Testing?

gambar cara kerja automation testing

Lantas, bagaimana sih cara kerja automation testing? Apa saja langkah-langkah yang dilakukan demi berjalannya automation testing untuk bisnis, berikut penjelasannya:

1. Pemilihan Kasus Uji untuk Otomatisasi:

Langkah pertama adalah pemilihan kasus uji. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kasus uji cocok untuk otomatisasi. Kasus uji yang sering dijalankan, yang memerlukan banyak data input, atau yang sulit untuk diuji secara manual biasanya menjadi kandidat yang baik untuk otomatisasi.

2. Pembuatan Skrip Uji:

Setelah memilih kasus uji yang akan diotomatisasi, langkah selanjutnya adalah pengembang akan menulis skrip atau kode yang akan menjalankan kasus uji tersebut. Pembuatan skrip uji biasanya dilakukan dengan menggunakan alat pengujian otomatisasi seperti Selenium, JUnit, TestNG, QTP, dll.

Nantinya, skrip ini akan memberi instruksi kepada komputer tentang langkah apa yang harus diambil dalam aplikasi yang sedang diuji.

Baca juga: Apa Itu Automation Engineering? Peran dan Contoh Penerapan di Bisnis

3. Pengembangan Framework Pengujian:

Selanjutnya adalah pengembangan framework pengujian. Framework pengujian adalah kumpulan aturan, pedoman, dan konvensi yang digunakan untuk membuat dan menjalankan skrip uji. Framework ini membantu dalam pemeliharaan dan skalabilitas skrip. Beberapa jenis framework pengujian yang populer adalah Data Driven, Keyword Driven, dan Page Object Model (POM).

4. Pengaturan Lingkup Pengujian:

Sebelum menjalankan skrip uji, kamu perlu memastikan bahwa semua perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan telah diatur dengan benar. Ini mungkin termasuk server, basis data, dan perangkat lain yang diperlukan untuk aplikasi.

5. Menjalankan Skrip Uji:

Setelah semuanya siap, skrip uji dijalankan. Skrip ini akan otomatis berinteraksi dengan aplikasi, seolah-olah pengguna manusia sedang menggunakannya, dan mencatat hasilnya.

6. Analisis Hasil:

Setelah skrip uji dijalankan, hasilnya akan dianalisis. Alat automation testing biasanya menyediakan laporan rinci tentang apa yang berhasil dan apa yang gagal selama pengujian.

Jika ada kegagalan, tester harus menentukan apakah itu disebabkan oleh bug dalam aplikasi atau kesalahan dalam skrip uji itu sendiri.

7. Maintain Skrip Uji:

Seperti kode lainnya, skrip uji juga memerlukan pemeliharaan. Setiap kali ada perubahan pada aplikasi yang sedang diuji, skrip mungkin perlu diperbarui untuk mencerminkan perubahan tersebut.

Manfaat Menggunakan Automation Testing untuk Bisnis?

manfaat menggunakan automation testing

Menggunakan automation testing tentu memiliki banyak manfaat untuk bisnis, di antaranya, dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan, mengurangi biaya jangka panjang, hingga cakupan testing yang jauh lebih luas.

Berikut penjelasan masing-masing bagaimana automation testing adalah pilihan yang tepat untuk bisnis:

1. Kecepatan dan Efisiensi:

Automation testing memungkinkan tes berjalan lebih cepat dibandingkan dengan pengujian manual. Ini mempercepat siklus pengujian, memungkinkan tim untuk menguji lebih banyak fitur dalam waktu yang lebih singkat.

2. Pengurangan Biaya Jangka Panjang:

Meskipun investasi awal untuk alat dan pengembangan skrip mungkin tinggi, biaya berulang untuk menjalankan tes otomatisasi cenderung rendah. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghemat biaya, terutama untuk proyek dengan siklus rilis yang sering atau jangka panjang.

3. Konsistensi dan Keandalan:

Tes otomatis berjalan dengan cara yang sama setiap kali, menghilangkan variabilitas yang mungkin terjadi dengan pengujian manual. Ini memastikan bahwa setiap kali kode diuji, ia diuji dengan cara yang sama, sehingga meningkatkan keandalan hasil.

4. Peningkatan Cakupan Pengujian:

Dengan automation testing, tim dapat menjalankan serangkaian tes yang luas yang mungkin sulit atau memakan waktu untuk dijalankan secara manual. Dengan begitu, automation testing dapat meningkatkan cakupan pengujian serta memastikan bahwa lebih banyak bagian kode diuji.

5. Pengujian Regresi yang Efisien:

Setiap kali perubahan dilakukan pada kode, ada risiko bahwa perubahan tersebut dapat mempengaruhi fitur lain. Automation testing memungkinkan pengujian regresi yang cepat dan efisien setiap kali kode diubah, memastikan bahwa perubahan tidak menghasilkan bug baru.

6. Pengujian Beban dan Kinerja:

Automation testing memungkinkan simulasi ribuan pengguna yang berinteraksi dengan aplikasi secara bersamaan, sesuatu yang hampir mustahil dilakukan dengan pengujian manual. Ini sangat penting untuk aplikasi yang diharapkan memiliki banyak pengguna simultan.

7. Penggunaan Sumber Daya yang Lebih Baik:

Dengan otomatisasi mengambil alih tugas-tugas yang berulang dan memakan waktu, tester manusia dapat fokus pada tugas-tugas yang memerlukan pemikiran kritis, seperti pengujian eksploratif atau pengujian kegunaan.

8. Feedback yang Lebih Cepat:

Dalam pendekatan pengembangan seperti DevOps atau Continuous Integration/Continuous Deployment (CI/CD), mendapatkan feedback cepat sangat penting. Automation testing dapat dijalankan setiap kali perubahan kode dilakukan dan memberikan feedback instan kepada tim developer.

9. Dukungan Multi-platform dan Multi-perangkat:

Automation testing modern memungkinkan tes dijalankan di berbagai platform, browser, dan perangkat. Ini memastikan bahwa aplikasi berfungsi dengan baik di seluruh platform yang berbeda.

10. Peningkatan ROI:

Meskipun ada biaya awal, ROI (Return on Investment) dari pengujian otomatisasi cenderung tinggi, terutama untuk proyek dengan banyak rilis atau jangka waktu yang panjang.

Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Penjualan Bisnis dengan Automation

Automation Testing vs Manual Testing

automation testing vs manual testing

Automation testing dan manual testing adalah dua pendekatan utama dalam melakukan pengujian perangkat lunak.

Automation testing melibatkan penggunaan perangkat lunak khusus untuk menjalankan serangkaian tes dan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang diharapkan secara otomatis.

Penggunaan automation testing pada bisnis memungkinkan tes berjalan dengan kecepatan dan konsistensi yang lebih tinggi, tetapi memerlukan investasi awal dalam alat dan pengembangan skrip.

Di sisi lain, manual testing melibatkan interaksi manusia langsung dengan perangkat lunak untuk menemukan kesalahan. Meskipun lebih fleksibel dan dapat menangkap masalah yang mungkin terlewat oleh tes otomatis, pendekatannya lebih lambat dan dapat dipengaruhi oleh human error.

Agar lebih memahami, berikut beberapa ringkasan singkat mengenai perbedaan automation testing dan manual testing dari berbagai sisi:

1. Alat vs Manusia:

Automation testing menggunakan perangkat lunak khusus untuk menjalankan tes. Manual testing melibatkan interaksi manusia langsung dengan perangkat lunak.

2. Kecepatan:

Automation testing biasanya melakukan pengujian lebih cepat daripada manual testing.

3. Biaya:

Automation testing memerlukan investasi awal yang lebih tinggi tetapi dapat lebih hemat jangka panjang. Manual testing memiliki biaya awal yang lebih rendah tetapi mungkin lebih mahal untuk tes berulang.

4. Konsistensi:

Automation testing menawarkan konsistensi tinggi. Manual testing dapat bervariasi karena faktor manusia.

5. Fleksibilitas:

Automation testing kurang fleksibel terhadap perubahan sedangkan manual testing lebih adaptif dan fleksibel. Inilah salah satu kelemahan jika menggunakan automation testing pada bisnis.

6. Cakupan:

Di lain sisi, automation testing memungkinkan cakupan pengujian yang luas dalam waktu singkat. Sedangkan, manual testing mungkin terbatas dalam cakupan karena keterbatasan waktu dan sumber daya.

7. Kesalahan:

Salah satu keuntungan besar adalah automation testing mengurangi risiko kesalahan manusia sementara manual testing masih lebih rentan terhadap kesalahan manusia.

8. Pengembangan & Pemeliharaan

Automation testing memerlukan waktu untuk pengembangan skrip dan pemeliharaan. Manual testing mungkin memerlukan pembuatan dan pemeliharaan dokumen kasus uji.

Itulah pembahasan mengenai apa itu automation testing, bagaimana cara kerja dan manfaatnya untuk bisnis. Jika kamu membutuhkan automation testing untuk bisnismu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan IDStar.

Automation Testing Software dari IDstar

Sudah jelas pengertian dan manfaat automation testing yang telah dipaparkan di atas. Selanjutnya, mari kita bahas soal automation testing software.

Seperti namanya, automation testing software berarti alat yang digunakan untuk melakukan testing secara otomatis. Melansir dari artikel Telkom University, ada banyak macam automation testing software yang akan kami jelaskan berikut:

1. Ranorex

Ranorex merupakan alat untuk pengujian otomatis yang dapat diaplikasikan tidak hanya pada versi terkini, tetapi juga pada versi awal dan sub-versi sistem operasi Android.

Salah satu keunggulan Ranorex terletak pada kemampuannya untuk menyediakan laporan yang detail, dilengkapi dengan fasilitas pengambilan tangkapan layar.

Secara eksplisit, alat ini memungkinkan konektivitas perangkat smartphone atau tablet ke internet melalui jaringan Wi-Fi.

2. Apache JMeter

Apache JMeter, alat berikutnya, adalah aplikasi sumber terbuka berbasis Java yang dirancang untuk berbagai jenis pengujian. Alat ini menawarkan beragam keunggulan, termasuk kemampuan untuk melakukan pengujian performa, pengujian beban/stres pada aplikasi web, aplikasi FTP, dan pengujian server basis data.

Apache JMeter dapat dioperasikan melalui dua mode, yaitu antarmuka pengguna grafis (GUI) dan non-GUI. Bagi pengguna pemula, mode GUI disarankan karena lebih mudah digunakan dan mendukung scripting tertentu.

3. IBM Rational Functional Tester (RFT)

IBM Rational Functional Tester (RFT) adalah alat pengujian otomatis yang dirancang untuk menguji aplikasi yang dikembangkan menggunakan berbagai bahasa pemrograman dan teknologi.

IBM RFT juga menyediakan platform berbasis data untuk pengujian fungsional dan regresi.

Salah satu fitur unggulan dalam IBM RFT adalah Storyboard Testing, yang membantu dalam visualisasi dan penyuntingan skenario pengujian menggunakan bahasa alami dan tangkapan layar aplikasi.

4. TestComplete

TestComplete adalah alat yang dirancang untuk menguji aplikasi web, seluler, dan desktop. Software ini memungkinkan pengguna untuk menggunakan JavaScript, VBScript, Python, atau C++Script dalam penyusunan skrip pengujian.

TestComplete dilengkapi dengan mesin pengenalan objek yang canggih, memungkinkan deteksi akurat terhadap elemen antarmuka pengguna dinamis.

Tak hanya 4 automation software tester di atas, Anda juga bisa menggunakan Testing as a Services dari IDstar yang bisa kami kombinasikan dengan teknologi AI.

Kelebihan kami terletak pada kualitas dan skalabilitas, kami bisa dengan cepat melakukan testing dengan implementasi kolaborasi dengan RPA. Kami bisa memberikan solusi terbaik untuk bisnis Anda sesuai dengan kebutuhan.

IDStar merupakan perusahaan yang menawarkan jasa Intelligent Automation yang termasuk di dalamnya RPA Developer serta Software Development Services yang di dalamnya ada Testing as a Services jika kamu menginginkan adanya pihak ketiga untuk melakukan pengujian perangkat lunak.

Yuk, cari tahu bagaimana IDStar dapat membantu bisnis Anda.

Hubungi kami dan konsultasikan kebutuhan Anda, sekarang juga!

contact us

Share

Send Message
Chat with us
Hi IDstar! I want to know more about your services