IDstar – Underwriting adalah proses penting dalam industri asuransi yang menentukan apakah sebuah aplikasi asuransi dapat diterima atau tidak.
Proses ini melibatkan evaluasi risiko yang diambil oleh perusahaan asuransi ketika memberikan polis kepada pemohon.
Artikel ini akan membahas apa itu underwriting, manfaatnya, langkah-langkahnya, serta bagaimana teknologi Robotic Process Automation (RPA) dapat mengotomatisasi proses underwriting.
Daftar isi
ToggleApa Itu Underwriting?
Underwriting adalah proses yang dilakukan oleh perusahaan asuransi untuk menilai dan mengevaluasi risiko yang terkait dengan calon pemegang polis.
Tujuan utama dari underwriting adalah memastikan bahwa risiko yang diambil oleh perusahaan seimbang dengan premi yang dibayarkan oleh pemegang polis.
Underwriter, yaitu orang yang bertugas melakukan underwriting, akan menganalisis berbagai informasi seperti riwayat kesehatan, gaya hidup, pekerjaan, dan faktor-faktor lain yang relevan.
Baca juga: Otomatisasi Proses Klaim di Industri Asuransi
Manfaat Underwriting
Manfaat utama dari underwriting adalah membantu perusahaan asuransi dalam membuat keputusan yang tepat tentang penerimaan atau penolakan aplikasi asuransi.
Proses ini juga membantu dalam menentukan premi yang sesuai dengan tingkat risiko yang ditanggung oleh perusahaan.
Dengan demikian, underwriting tidak hanya melindungi kepentingan perusahaan asuransi tetapi juga memastikan bahwa pemegang polis mendapatkan perlindungan yang adil dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Langkah-langkah Underwriting Asuransi
Lantas, bagaimana perusahaan melakukan proses underwriting?
1. Pengumpulan Informasi
Langkah pertama dalam proses underwriting adalah pengumpulan informasi yang relevan dari calon pemegang polis.
Informasi ini mencakup data pribadi seperti nama, alamat, tanggal lahir, serta informasi kesehatan seperti riwayat penyakit, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan lainnya.
Selain itu, informasi pekerjaan dan gaya hidup, termasuk pekerjaan sehari-hari, hobi, dan aktivitas fisik juga dikumpulkan. Semua data ini digunakan untuk membentuk profil risiko calon pemegang polis.
2. Evaluasi Risiko
Setelah informasi terkumpul, underwriter akan mengevaluasi risiko yang terkait dengan calon pemegang polis. Evaluasi ini melibatkan analisis mendalam terhadap data yang telah dikumpulkan.
Misalnya, riwayat kesehatan akan dibandingkan dengan standar risiko kesehatan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Data pekerjaan dan gaya hidup juga dievaluasi untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko lainnya. Proses ini memerlukan keahlian dalam menilai bagaimana setiap faktor dapat mempengaruhi risiko secara keseluruhan.
Baca juga: Strategi Pencegahan Fraud dalam Konteks BPJS Perusahaan
3. Penentuan Premi
Berdasarkan evaluasi risiko, underwriter akan menentukan besaran premi yang harus dibayarkan oleh calon pemegang polis.
Premi ini disesuaikan dengan tingkat risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi. Semakin tinggi risiko yang diidentifikasi, semakin tinggi premi yang harus dibayarkan.
Penentuan premi juga mempertimbangkan data statistik dan model aktuaria untuk memastikan bahwa premi yang ditetapkan cukup untuk menutupi potensi klaim di masa depan.
4. Keputusan Akhir
Setelah premi ditentukan, underwriter akan membuat keputusan akhir apakah aplikasi asuransi diterima atau ditolak. Keputusan ini didasarkan pada analisis risiko dan penentuan premi yang telah dilakukan.
Jika risiko dianggap terlalu tinggi dan tidak dapat diterima oleh perusahaan, aplikasi dapat ditolak. Namun, jika risiko dinilai masih dalam batas yang dapat diterima, polis asuransi akan diterbitkan dan calon pemegang polis akan resmi menjadi pemegang polis.
5. Monitoring dan Review
Proses underwriting tidak berhenti setelah penerbitan polis. Perusahaan asuransi akan terus memantau risiko yang terkait dengan pemegang polis dan melakukan review secara berkala.
Monitoring ini penting untuk memastikan bahwa premi yang dibayarkan masih sesuai dengan tingkat risiko yang sebenarnya.
Jika ada perubahan signifikan dalam profil risiko pemegang polis, perusahaan asuransi dapat menyesuaikan premi atau melakukan tindakan lain yang diperlukan untuk mengelola risiko.
Baca juga: Fraud Detection System: Kupas Tuntas Caranya
Otomatisasi Underwriting dengan RPA
Teknologi Robotic Process Automation (RPA) telah membawa perubahan signifikan dalam industri asuransi, termasuk dalam proses underwriting.
RPA memungkinkan otomatisasi tugas-tugas repetitif dan administratif yang biasanya dilakukan secara manual oleh underwriter.
Dengan RPA, pengumpulan data, evaluasi risiko, dan penentuan premi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat.
Beberapa manfaat utama dari otomatisasi underwriting dengan RPA meliputi:
- Efisiensi Waktu: RPA dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memproses aplikasi asuransi, sehingga mempercepat waktu respons kepada calon pemegang polis.
- Akurasi Tinggi: Dengan otomatisasi, risiko kesalahan manusia dalam proses underwriting dapat diminimalkan, sehingga hasil yang dihasilkan lebih akurat.
- Biaya Operasional Lebih Rendah: Otomatisasi membantu mengurangi biaya operasional dengan mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manual untuk tugas-tugas administratif.
Dengan adopsi RPA, perusahaan asuransi dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi proses underwriting, memberikan pengalaman yang lebih baik bagi calon pemegang polis, dan tetap kompetitif di pasar yang semakin digital.
Penutup
Proses underwriting dalam asuransi adalah kunci untuk memastikan keseimbangan antara risiko dan premi yang dibayarkan oleh pemegang polis.
Dengan memahami langkah-langkah underwriting asuransi di atas dan memanfaatkan teknologi seperti RPA, perusahaan asuransi dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kepuasan pelanggan.
Otomatisasi underwriting bukan hanya sebuah tren, tetapi sebuah kebutuhan untuk menghadapi tantangan industri asuransi yang terus berkembang.
Yuk, cari tahu bagaimana IDStar dapat membantu bisnis Anda.
Hubungi kami dan konsultasikan kebutuhan Anda, sekarang juga!