IDstar – Bagaimana cara menjaga keamanan data pelanggan? Dalam dunia bisnis digital saat ini, data pelanggan adalah aset yang sangat berharga. Namun, semakin berkembangnya teknologi, semakin besar pula risiko yang mengintai terkait keamanan data.
Kebocoran data atau penyalahgunaan informasi bisa merusak reputasi bisnis dan menurunkan kepercayaan pelanggan.
Oleh karena itu, penting bagi setiap bisnis untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam menjaga keamanan data pelanggan.
Cara Menjaga Keamanan Data Pelanggan dan Perusahaan
Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu terapkan untuk memastikan data pelanggan tetap aman.
1. Menggunakan Enkripsi Data
Enkripsi adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi data sensitif. Dengan mengenkripsi data, informasi penting seperti detail kartu kredit, alamat, atau nomor telepon pelanggan akan diubah menjadi kode yang tidak bisa dibaca tanpa kunci enkripsi yang tepat. Dengan begitu, meskipun data tersebut dicuri, informasi di dalamnya tidak dapat dengan mudah diakses oleh pihak yang tidak berwenang.
2. Terapkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Autentikasi dua faktor menambahkan lapisan keamanan ekstra dengan mengharuskan pengguna untuk memverifikasi identitas mereka melalui dua metode yang berbeda sebelum dapat mengakses akun atau data tertentu.
Hal ini bisa berupa kombinasi antara kata sandi dan kode yang dikirimkan ke ponsel pelanggan. Dengan 2FA, meskipun seseorang berhasil mencuri kata sandi, mereka masih perlu melewati lapisan keamanan tambahan ini.
3. Perbarui Sistem dan Aplikasi Secara Berkala
Sistem dan aplikasi yang tidak diperbarui secara berkala rentan terhadap serangan siber. Pembaruan sering kali mencakup perbaikan untuk kerentanan keamanan yang baru ditemukan.
Oleh karena itu, pastikan semua sistem dan perangkat lunak yang digunakan dalam bisnis selalu dalam versi terbaru untuk menghindari celah yang bisa dimanfaatkan oleh peretas.
4. Edukasi Karyawan tentang Keamanan Data
Karyawan adalah garis depan dalam menjaga keamanan data pelanggan. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pelatihan keamanan data kepada seluruh tim.
Ajarkan mereka cara mengenali upaya phishing, pentingnya menggunakan kata sandi yang kuat, dan bagaimana cara mengelola data pelanggan dengan aman.
Edukasi yang baik bisa mengurangi risiko kebocoran data akibat kesalahan manusia.
5. Gunakan Sistem Pemantauan Keamanan
Menggunakan sistem pemantauan keamanan dapat membantu kamu mendeteksi aktivitas mencurigakan atau upaya peretasan pada jaringan bisnis kamu.
Dengan sistem ini, kamu bisa segera mengambil tindakan pencegahan sebelum masalah menjadi lebih besar. Selain itu, pastikan juga untuk menyimpan log aktivitas sehingga dapat dilakukan audit keamanan secara berkala.
Baca juga: 8 Cara Meningkatkan Keamanan Data Perusahaan
6. Batasi Akses ke Data Sensitif
Tidak semua karyawan perlu memiliki akses ke data sensitif pelanggan. Batasi akses hanya kepada mereka yang benar-benar memerlukannya untuk pekerjaan mereka.
Selain itu, terapkan prinsip “least privilege,” di mana setiap pengguna hanya diberikan akses ke informasi yang mereka butuhkan, tidak lebih.
7. Manfaatkan Teknologi Cloud dengan Bijak
Cloud computing menawarkan banyak manfaat, termasuk kemudahan akses dan penyimpanan data. Namun, pastikan untuk memilih penyedia cloud yang memiliki reputasi baik dan menyediakan fitur keamanan yang kuat, seperti enkripsi data dan kebijakan keamanan yang jelas. Selain itu, pastikan juga untuk mengonfigurasi pengaturan keamanan cloud dengan benar.
8. Backup Data Otomatis
Backup data sangatlah penting untuk menjaga keamanan data pelanggan. Jika perusahaan mengalami kerusakan, kehilangan, atau apapun itu, artinya Anda masih memiliki cadangan data yang disimpan di lokasi yang berbeda.
Artinya, proses bisnis akan tetap berjalan seperit biasa di samping tim terkait melakukan recovery. Begitu pun dengan data pelanggan, pelanggan tidak perlu lagi repot untuk melaporkan data atau apapun itu.
Ya, Anda bisa mengaktifkan backup data otomatis dalam periode tertentu, misalnya perminggu atau bahkan per bulan.
9. Kerjasama dengan Vendor Terbaik
Penting untuk memilih vendor atau partner terbaik untuk menjaga keamanan data pelanggan. Misalnya, memilih vendor yang menyediakan software automate backup data, automate audit, atau yang berkaitan dengan keamanan data.
Usahakan untuk memilih vendor vendor yang terpercaya, misalnya memiliki testimonial klien yang baik, atau yang sudah berpengalaman bertahun-tahun.
Bisa juga dengan mempertimbangkan teknologi yang mereka gunakan haruslah terbaru.
Salah satu teknologi yang bisa Anda pertimbangkan untuk membantu menjaga keamanan data pelanggan adalah RPA. Mari kita bahas di bawah ini.
Bagaimana RPA Membantu Menjaga Keamanan Data Pelanggan?
RPA (Robotic Process Automation) dapat berperan penting dalam mendukung keamanan data pelanggan dengan mengotomatisasi berbagai tugas yang biasanya rawan kesalahan manusia. Berikut beberapa cara di mana RPA dapat membantu:
1. Otomatisasi Pengelolaan Akses Data
RPA dapat digunakan untuk mengotomatisasi proses pemberian dan pencabutan akses ke data sensitif berdasarkan peran karyawan. Dengan begitu, hanya karyawan yang benar-benar membutuhkan akses yang akan mendapatkannya, dan akses tersebut dapat secara otomatis ditarik kembali jika tidak lagi diperlukan, misalnya setelah perubahan peran atau pemutusan hubungan kerja.
2. Pemantauan Aktivitas Sistem
RPA dapat menjalankan tugas pemantauan aktivitas sistem secara real-time, seperti melacak login mencurigakan atau aktivitas tidak biasa dalam sistem yang mengelola data pelanggan. Dengan otomatisasi ini, potensi ancaman bisa dideteksi lebih cepat dan tindakan pencegahan bisa segera diambil.
3. Otomatisasi Enkripsi dan Dekripsi Data
RPA bisa mengotomatisasi proses enkripsi dan dekripsi data saat sedang digunakan atau disimpan. Hal ini memastikan bahwa data selalu terlindungi, baik dalam perjalanan maupun saat disimpan, tanpa memerlukan intervensi manual yang bisa berisiko.
4. Penerapan Kebijakan Keamanan
RPA dapat memastikan bahwa kebijakan keamanan data di seluruh organisasi diterapkan secara konsisten. Misalnya, memastikan bahwa semua kata sandi diubah secara berkala, semua sistem diperbarui tepat waktu, atau semua akses data yang diberikan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
5. Automated Compliance Audits
RPA dapat melakukan audit keamanan secara otomatis, seperti memeriksa log aktivitas, memastikan kebijakan keamanan diterapkan dengan benar, dan menyiapkan laporan kepatuhan secara berkala. Dengan begitu, perusahaan dapat lebih mudah memenuhi regulasi keamanan data dan menjaga integritas sistem mereka.
6. Otomatisasi Tanggapan Insiden
Jika terjadi pelanggaran keamanan atau potensi ancaman, RPA dapat secara otomatis menjalankan prosedur tanggap darurat, seperti mengisolasi sistem yang terinfeksi, memblokir akses sementara, atau mengirimkan pemberitahuan ke tim keamanan. Ini memungkinkan tanggapan yang lebih cepat dan efektif terhadap ancaman yang muncul.
Dengan mengimplementasikan RPA, bisnis dapat memperkuat lapisan keamanan mereka, mengurangi risiko kesalahan manusia, dan memastikan bahwa data pelanggan dikelola dengan cara yang paling aman dan efisien.
10 Jenis Serangan Data yang Sering Terjadi
Beberapa jenis ancaman siber yang harus diwaspadai antara lain adalah sebagai berikut:
- Phishing
Phishing adalah metode penipuan di mana penyerang mencoba mendapatkan informasi sensitif seperti kata sandi dan detail kartu kredit dengan menyamar sebagai entitas tepercaya melalui email atau situs web palsu. - Ransomware
Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data di komputer korban dan meminta tebusan untuk kunci dekripsi. Serangan ini dapat menyebabkan kehilangan akses ke data penting. - Malware
Malware (malicious software) mencakup berbagai jenis perangkat lunak berbahaya, termasuk virus, worm, dan trojan, yang dapat merusak sistem, mencuri data, atau menyebabkan gangguan. - DDoS (Distributed Denial of Service)
Serangan DDoS melibatkan banyak sistem yang menyerang satu target, membanjiri server dengan lalu lintas untuk membuat layanan tidak tersedia bagi pengguna yang sah. - SQL Injection
Serangan SQL injection terjadi ketika penyerang menyisipkan kode SQL berbahaya ke dalam query, memungkinkan mereka untuk mengakses, mencuri, atau mengubah data di database. - Man-in-the-Middle (MitM)
Dalam serangan MitM, penyerang menyusup ke komunikasi antara dua pihak untuk mencuri data atau mengubah informasi yang dikirim, sering terjadi pada jaringan yang tidak aman. - Cross-Site Scripting (XSS)
Serangan XSS melibatkan penyisipan skrip berbahaya ke dalam halaman web yang dilihat oleh pengguna lain, memungkinkan penyerang untuk mencuri informasi sesi pengguna atau melakukan tindakan atas nama mereka. - Brute Force Attack
Serangan brute force adalah metode di mana penyerang mencoba semua kemungkinan kombinasi kata sandi hingga menemukan yang benar. Ini biasanya dilakukan pada akun yang memiliki perlindungan kata sandi yang lemah. - Credential Stuffing
Dalam serangan ini, penyerang menggunakan daftar nama pengguna dan kata sandi yang dicuri dari satu situs untuk mencoba masuk ke akun di situs lain, mengingat banyak orang menggunakan kata sandi yang sama di berbagai platform. - Data Breach
Data breach adalah insiden di mana data sensitif, seperti informasi pribadi atau keuangan, diakses, dicuri, atau diungkapkan tanpa izin. Ini dapat terjadi akibat serangan siber, kesalahan manusia, atau kelemahan sistem.
Dapatkan RPA Sesuai Kebutuhan Anda di IDStar
Jika Anda ingin meningkatkan keamanan data pelanggan sambil meningkatkan efisiensi operasional, IDStar adalah mitra yang tepat untuk Anda.
Dengan solusi RPA dari IDStar, Anda dapat mengotomatisasi berbagai proses bisnis yang kritis, termasuk pengelolaan akses data, pemantauan sistem, dan banyak lagi.
RPA dari IDStar dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan spesifik bisnis Anda, memastikan bahwa setiap proses berjalan lancar dan aman.
Hubungi Kami sekarang untuk mendapatkan solusi RPA yang akan membantu Anda menjaga keamanan data pelanggan dan memajukan bisnis Anda ke level berikutnya.