IDStar, IT Consultant Jakarta – Menurut laporan ACFE, rata-rata perusahaan kehilangan hingga 5% dari pendapatannya setiap tahun akibat fraud. Kerugian ini tak hanya berdampak secara finansial, tetapi juga merusak reputasi dan kepercayaan stakeholder.
Kategori | Statistik |
---|---|
Kerugian Median pada Organisasi Pemerintah | $150.000 per kasus |
Keterlibatan Kripto dalam Fraud | 4% dari total kasus |
Konversi Aset Curian ke Kripto | 47% dari kasus yang melibatkan kripto |
Suap/Kickback dalam Kripto | 33% dari kasus yang melibatkan kripto |
Wilayah dengan Kerugian Median Tertinggi | Amerika Latin & Karibia – $250.000 |
Wilayah Kedua Tertinggi | Asia-Pasifik & Eropa Timur – $200.000 |
Persentase Korupsi Tertinggi – Asia Selatan | 74% dari kasus |
Persentase Korupsi Tertinggi – Eropa Timur & Asia Tengah | 71% dari kasus |
Durasi Rata-Rata Fraud Sebelum Terdeteksi | 12 bulan |
Deteksi Terbanyak Melalui Laporan Internal | 43% dari total kasus; mayoritas dari karyawan |
Profil Pelaku: Pria | 74% dari pelaku |
Usia Pelaku Umum | 69% berusia 31–50 tahun |
Riwayat Hukum Pelaku | 87% belum pernah dihukum sebelumnya |
Pelaku yang Menunjukkan Tanda Mencurigakan | 84% |
Tanda Paling Umum: Gaya Hidup di Luar Kemampuan | 39% dari pelaku |
Di era bisnis yang semakin terdigitalisasi, pencegahan fraud bukan lagi sekadar urusan kepatuhan, melainkan bagian penting dari strategi keberlanjutan perusahaan.
Teknologi seperti Artificial Intelligent Robotic Process Automation (RPA) kini menjadi senjata andalan dalam mengurangi risiko fraud—dengan otomatisasi proses, pengawasan real-time, dan pengurangan intervensi manusia.
Apa Itu Fraud?
Fraud adalah tindakan penipuan yang disengaja demi memperoleh keuntungan pribadi dengan cara melanggar sistem, merugikan perusahaan secara langsung maupun tidak langsung. Contoh fraud yang umum meliputi:
-
Pemalsuan dokumen keuangan
-
Penggajian fiktif
-
Manipulasi transaksi pengadaan
-
Penggunaan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi
Kenapa Perusahaan Perlu Mencegah Fraud?
Di sektor B2B, terutama industri keuangan, perbankan, manufaktur, dan ritel, fraud bisa menimbulkan kerugian hingga miliaran rupiah. Tingginya volume transaksi dan kompleksitas operasional membuat celah fraud sulit dideteksi secara manual.
Mencegah fraud secara proaktif—bukan reaktif—akan menghemat biaya, melindungi reputasi, dan memastikan keberlangsungan bisnis.
Cara Mencegah Terjadinya Fraud dalam Perusahaan
Untuk mencegah fraud dalam bisnis, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan:
1. Audit Internal & Eksternal yang Konsisten
Melakukan audit rutin adalah langkah awal yang esensial untuk menutup celah fraud. Audit:
-
Mengidentifikasi anomali transaksi
-
Menemukan ketidaksesuaian sistem
-
Memberikan rekomendasi penguatan kontrol internal
Kombinasi antara audit internal dan eksternal memberikan sudut pandang yang lebih objektif dan menyeluruh.
Baca juga: Cara Cepat Menyusun Laporan Keuangan dengan Automation RPA
2. Penegakan SOP Secara Disiplin
Meskipun perusahaan Anda sudah memiliki SOP yang jelas, itu tak akan berarti apa-apa jika tidak ditegakkan dengan disiplin. Fraud kerap muncul karena:
-
Karyawan tidak memahami SOP
-
SOP tidak disosialisasikan ulang
-
Tidak ada pengawasan atas pelanggaran SOP
Perusahaan perlu melakukan refreshment training dan sistem insentif/sanksi agar SOP benar-benar dijalankan.
Baca juga: 7 Teknologi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan karyawan
3. Implementasi Teknologi Automation (RPA)
Penyebab terjadinya fraud biasanya karena banyak proses-proses yang luput dari perhatian. Biasanya, terjadi pada hal-hal kecil yang sifatnya repetitif. Salah satu teknologi yang bisa Anda siapkan adalah RPA memungkinkan perusahaan untuk:
-
Mengotomatisasi proses-proses yang rawan fraud (invoice, approval, payroll)
-
Mengurangi intervensi manual yang berpotensi disalahgunakan
-
Melacak semua aktivitas sistem secara real-time
Kisah nyata, ada perusahaan logistik mengotomatiskan proses klaim penggantian menggunakan RPA, hasilnya, mereka menghemat waktu hingga 60%, fraud pun berhasil ditekan karena semua klaim terekam secara digital dan terverifikasi otomatis.
Ingin tahu bagaimana bisnis kamu dapat efisien dengan RPA? Yuk, konsultasikan kebutuhan bisnismu dengan Kami. Klik di Sini.
4. Edukasi dan Pelatihan Anti-Fraud
Kita jangan hanya mengandalkan teknologi dan berpasrah, ada kalanya kita perlu bekerja sama untuk mencegah terjadinya fraud. Maka, perusahaan perlu membekali karyawan dengan:
-
Pemahaman tentang jenis dan dampak fraud
-
Cara mendeteksi gejala fraud
-
Tindakan preventif dan pelaporan
Pelatihan rutin bisa menumbuhkan budaya integritas yang lebih kuat. Harapannya, bisa menurunkan angka fraud secara sistematis
5. Penerapan Whistleblower System
Whistleblower merupakan mekanisme tempat pelaporan bagi seorang pelapor yang menemukan indikasi atau dugaan terjadinya fraud dalam satu instansi namun dalam status anonim atau tidak dapat dilacak.
Membuat sistem pelaporan anonim atau “whistleblower” bisa menekan terjadinya karyawan atau pihak lain untuk melakukan tindakan fraud. Sebab, adanya sistem ini akan membuat karyawan merasa takut dan waspada.
Whistleblower system memungkinkan pelaporan fraud secara aman dan rahasia. Sistem ini harus:
-
Dijamin anonimitas pelapornya
-
Disosialisasikan ke seluruh organisasi
-
Didukung dengan mekanisme investigasi yang cepat
6. Pemeriksaan Latar Belakang Karyawan
Yang paling penting dalam merekrut karyawan baru adalah melakukan pemeriksaan latar belakang untuk memastikan apakah kandidat tersebut memiliki catatan kriminal atau perilaku tidak baik yang dapat membahayakan perusahaan.
Makanya penting untuk melampirkan SKCK sebagai syarat penerimaan agar ke depannya bisa meminimalisir terjadinya fraud dalam perusahaan. Seorang yang memiliki catatan kriminal memang tidak selamanya akan berlaku kriminal, akan tetapi ini adalah konsekuensi atas tindakan masa lalu yang harus dijadikan pelajaran.
Jenis-jenis Fraud yang Biasanya Terjadi di Perusahaan
Jenis Fraud | Contoh | Dampak |
---|---|---|
Laporan Keuangan | Manipulasi revenue | Penyesatan stakeholder |
Penggajian | Pegawai fiktif, manipulasi jam kerja | Kerugian langsung & moral pegawai turun |
Pengadaan | Kickback, vendor fiktif | Biaya membengkak & kualitas buruk |
Pemasaran | Komisi fiktif, invoice palsu | Laporan penjualan tak valid |
Kredit & Leasing | Manipulasi skor kredit, pencucian uang | Risiko hukum & reputasi |
Cara Mendeteksi Fraud agar Lebih Efektif
Nah, selain mencegah fraud, penting juga untuk kita ketahui bagaimana sih mendeteksi fraud. Mengapa ini penting? Memang, mencegah lebih baik daripada mengobati, namun mendeteksi jauh lebih penting daripada mencegah.
Kita harus tahu, kapan waktu-waktu bahaya fraud itu datang ke depannya. Maka dari itu, Kami akan memberikan Anda edukasi bagaimana cara mendeteksi fraud agar lebih efektif.
1. Menggunakan Algoritma Prediktif
Algoritma prediktif adalah salah satu cara paling efektif untuk mendeteksi fraud. Teknologi ini memanfaatkan data historis untuk menganalisis pola yang berisiko tinggi.
Misalnya, di industri perbankan, algoritma ini dapat mendeteksi transaksi kartu kredit yang mencurigakan, seperti pembelian besar yang terjadi dalam waktu singkat atau transaksi dari lokasi geografis yang jauh berbeda dari biasanya.
Saat pola ini terdeteksi, sistem otomatis akan mengirimkan peringatan kepada tim keamanan atau langsung membatasi transaksi untuk investigasi lebih lanjut. Dengan langkah ini, potensi kerugian dapat diminimalisir secara signifikan.
2. Integrasi Sistem Keamanan Berlapis
Keamanan berlapis, seperti autentikasi multi-faktor (MFA), menjadi solusi efektif di dunia perbankan. Misalnya, saat nasabah melakukan transaksi online, mereka tidak hanya diminta memasukkan kata sandi, tetapi juga kode OTP yang dikirimkan ke ponsel mereka.
Ini memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses akun, mengurangi risiko akses oleh pihak yang tidak berwenang. Dengan lapisan keamanan tambahan ini, bank dapat lebih cepat mendeteksi dan mencegah upaya login yang mencurigakan.
3. Real-Time Data Analytics
Perbankan memanfaatkan real-time data analytics untuk memantau transaksi dan mendeteksi aktivitas mencurigakan secara langsung. Misalnya, jika seorang nasabah melakukan transfer dalam jumlah besar yang tidak sesuai dengan pola biasanya, sistem akan memberikan peringatan dan bisa langsung memblokir transaksi tersebut untuk verifikasi lebih lanjut.
Hal ini sangat penting dalam mencegah tindakan fraud seperti phishing atau penipuan rekening, di mana pelaku berusaha menguras dana nasabah dalam waktu yang sangat cepat.
4. Pemanfaatan Teknologi Biometrik
Teknologi biometrik seperti pengenalan wajah atau sidik jari semakin banyak digunakan di sektor perbankan untuk meningkatkan keamanan.
Contohnya, beberapa bank telah menerapkan pengenalan wajah di mesin ATM sebagai pengganti kartu fisik dan PIN. Teknologi ini tidak hanya memudahkan nasabah tetapi juga menambahkan lapisan keamanan ekstra karena memverifikasi identitas pengguna melalui fitur unik yang sulit dipalsukan, sehingga mencegah akses ilegal ke rekening nasabah.
5. Penggunaan Blockchain untuk Keamanan Transaksi
Blockchain menawarkan solusi inovatif dalam deteksi fraud dengan mencatat setiap langkah transaksi secara transparan dan tidak dapat diubah.
Di industri perbankan, teknologi ini sering digunakan dalam transfer internasional, di mana setiap perubahan pada data transaksi tercatat dan dapat ditelusuri, membuat manipulasi menjadi hampir mustahil tanpa deteksi.
Dengan blockchain, bank dapat memastikan semua transaksi terlindungi dan bebas dari potensi fraud, sehingga meningkatkan kepercayaan nasabah.
Bagaimana RPA Membantu Mengatasi Fraud?
Teknologi Robotic Process Automation (RPA) memiliki keunggulan yang signifikan dalam mendukung upaya pencegahan fraud di perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat utama RPA:
-
Audit trail otomatis
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh sistem tercatat secara menyeluruh dan dapat dilacak kapan saja, memungkinkan audit internal berjalan lebih akurat dan efisien. -
Peringatan real-time
Sistem dapat secara otomatis menandai aktivitas mencurigakan dan memberikan notifikasi kepada tim terkait untuk tindakan lebih lanjut. -
Mengurangi human error dan potensi manipulasi
Proses bisnis berjalan secara otomatis berdasarkan aturan yang telah ditentukan, sehingga menghilangkan potensi kesalahan atau penyalahgunaan dari intervensi manual. -
Integrasi dengan sistem keamanan lainnya
RPA dapat dikombinasikan dengan teknologi lain seperti Optical Character Recognition (OCR), biometrik, atau sistem ERP untuk menciptakan pengamanan berlapis. -
Pelaporan otomatis
Semua data aktivitas tercatat secara sistematis dan dapat diakses kapan saja untuk keperluan pelaporan dan audit.
Ingin Sistem Bisnis Anda Lebih Aman dari Risiko Fraud?
IDstar adalah mitra terpercaya dalam transformasi digital dan otomatisasi proses bisnis. Dengan pengalaman menangani lebih dari 1000 proyek di berbagai industri—termasuk keuangan, manufaktur, ritel, dan perbankan—kami membantu perusahaan mengimplementasikan RPA untuk:
-
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sistem
-
Mendeteksi dan mencegah fraud sejak dini
-
Mempercepat proses operasional tanpa mengorbankan keamanan
Kami percaya bahwa mencegah fraud tidak hanya soal kontrol internal, tetapi soal membangun sistem yang tangguh, efisien, dan minim celah risiko.
FAQ Terkait Pencegahan Fraud
1. Apa itu fraud dalam bisnis?
Fraud adalah tindakan penipuan atau penyalahgunaan sistem perusahaan untuk keuntungan pribadi yang merugikan organisasi.
2. Apa kelebihan RPA dalam mencegah fraud?
RPA memungkinkan sistem otomatis tanpa campur tangan manusia, menciptakan audit trail, dan mencegah manipulasi data.
3. Apakah RPA cocok untuk bisnis menengah?
Ya. Banyak perusahaan menengah sudah mulai mengadopsi RPA karena fleksibel dan scalable.