Pekerjaan di bidang IT terasa kurang menggairahkan akhir-akhir ini bila Anda masih merasakan rutinitas yang sama: revisi bug yang tak pernah berhenti, overtime yang tak kunjung reda, atau proyek yang dipenuhi ekspektasi namun kekurangan dukungan.
Di forum seperti Reddit banyak pengembang yang mengaku mengalami burnout saat karier IT mereka terasa “terjebak” (SeniorDev, 2024). Dari sinilah muncul pertanyaan besar: apakah benar kerja di bidang IT sudah kehilangan “seksi”-nya?
Sebelum kita menjawab, penting untuk melihat kenapa persepsi itu muncul dan bagaimana realitas dunia kerja IT saat ini telah berubah.
Lanskap Baru: Kenapa Rasanya Tak Sama Lagi
Mari kita lihat beberapa tren yang menjelaskan mengapa banyak profesional dan decision maker mulai merasakan pergeseran di industri ini dan bagaimana Anda sebagai pemimpin bisnis bisa menanggapinya.
1. Tingginya Tingkat Burnout di Kalangan Developer
Banyak yang merasa bahwa pekerjaan IT dulu penuh tantangan tapi juga penuh reward. Kini, tekanan kronis dan ekspektasi yang tumbuh membuat segalanya terasa berat.
Studi menemukan bahwa hingga 73% pengembang sudah mengalami burnout di sepanjang karier mereka (Jellyfish, 2025). Ketika burnout menjadi tema utama, persepsi terhadap pekerjaan dalam bidang IT ikut terpengaruh.
Baca juga: Bagaimana Outsourcing Membantu Mengatasi Developer Burnout?
2. Risiko Otomatisasi dan Perubahan Peran
Di banyak organisasi, kerja di bidang IT tidak lagi hanya soal menulis kode atau menjaga server. Otomatisasi dan AI membuat peran tradisional jadi terancam atau berubah drastis.
Misalnya, diproyeksikan bahwa profesi dengan tingkat automasi tinggi mencapai 28% dari seluruh pekerjaan di negara-negara OECD. Artinya, mereka yang terus berada pada peran lama bisa tertinggal.
3. Perusahaan Kesulitan Mencari Talenta dengan Keterampilan Baru
Walau banyak yang merasa “IT sudah tidak keren”, realitasnya justru sebaliknya kalau kita berbicara perusahaan besar dan keputusan IT.
Data menunjukkan bahwa 57% perusahaan merasa sulit menemukan talenta IT yang tepat sehingga memilih outsourcing atau penyedia layanan eksternal (Auxis, 2025).
Ini berarti peluang bagi perusahaan Anda untuk mengambil tindakan strategis. Bukan hanya mempertahankan tim internal, tetapi bekerja dengan partner yang bisa mengisi gap.
Mulai Langkah Outsourcing & Automasi Pekerjaan tim IT Anda
Ketika pekerjaan dalam bidang IT berubah, maka strategi Anda sebagai pimpinan juga harus berubah. Jika Anda masih memakai model lama, mengandalkan tim internal yang besar untuk tugas rutin dan manual, Anda akan terus merasakan kelemahan: biaya membengkak, talenta cepat keluar, dan inovasi mandek.
Di sisi lain, perusahaan yang sudah mengadopsi model outsourcing dan automasi, seperti partner yang menyediakan agentic automation dan talenta siap pakai, mulai melihat operasional berjalan lebih ringan, biaya terkontrol, dan fokus bisa dialihkan ke strategi bisnis inti. Masih belum percaya?
1. Hemat Biaya Operasional Hingga ~40%
Alihkan tugas-tugas IT monoton ke penyedia layanan eksternal atau solusi automasi, dan banyak perusahaan berhasil memotong biaya operasional sekitar 30-40% (Neontri, 2024).
Artinya: anggaran yang selama ini tersedot ke gaji, pelatihan, dan infrastruktur bisa dialihkan ke inovasi strategis.
2. Akses Talenta Spesialis & Teknologi Terbaru
Model internal konvensional sering tertinggal karena sulit merekrut dan mempertahankan tenaga ahli. Sekitar 57% perusahaan melaporkan kesulitan mendapatkan IT talent yang tepat sehingga memilih outsourcing (Neontri, 2024).
Dengan bekerja sama mitra yang siap menyediakan skill khusus dan teknologi terkini, Anda mempercepat transformasi tanpa harus membangun sendiri.
3. Fokus ke Core Business & Inovasi
Saat beban operasional IT dikelola partner atau otomatisasi, tim internal Anda dapat dialihkan untuk hal-yang-lebih-strategis seperti pengembangan produk, pengalaman pelanggan, atau ekspansi bisnis.
Outsourcing bukan hanya soal efisiensi tapi soal meningkatkan daya saing (Talenteum, 2025). Dengan demikian, Anda tidak sekadar bertahan di era digital, tapi Anda bergerak maju.
Baca juga: Vendor IT Outsourcing Terbaik Indonesia: IDStar dengan 900+ Talenta Siap Pakai
Siap Transformasi IT Anda Sekarang?
Memang, sebagian orang merasa bahwa pekerjaan di bidang IT sudah tak lagi se-seksi dulu. Namun, sebenarnya pekerjaan itu tetap sangat penting, hanya bentuknya yang berubah. Transformasi digital membuat kebutuhan menjadi lebih cepat, otomatis, dan berbasis hasil.
Di sinilah IDstar hadir sebagai mitra yang memahami perubahan ini. Dengan layanan IT Outsourcing dan automasi cerdas (agentic automation) kami, Anda dapat:
- Akses 900+ IT Talent Ready di IDstar tim yang siap bergabung.
- Automasi tugas rutin dengan model IT outsourcing-ready hingga 60% penghematan biaya IT untuk enterprise.
- Menjaga bisnis tetap kompetitif: IDstar telah didukung oleh 50+ klien enterprise dari berbagai industri.
Jika Anda sedang mempertimbangkan bagaimana memindahkan beban teknis IT dan tetap menjaga keunggulan operasional, hubungi IDstar sekarang untuk konsultasi gratis. Digital Transformation? #IDstarinAja
Referensi Kredibel:
- Auxis. (2025). “IT Outsourcing Trends Impacting 2025 and Beyond.” https://www.auxis.com/it-outsourcing-trends-impacting-2025-and-beyond/
- Jellyfish. (2025). “Developer Burnout: Causes, Warning Signs, and Prevention.” https://jellyfish.co/library/developer-productivity/prevent-burnout/
- THE SeniorDev. (2024). “To Every Developer Close to Burnout, Read This.” https://www.theseniordev.com/blog/to-every-developer-close-to-burnout-read-this/
- Neontri. (2024). Exploring IT Outsourcing Benefits: From Startups to International Enterprises. https://www.neontri.com/blog/outsourcing-profitability
- OECD. (2025). “Future of Work.” https://www.oecd.org/en/topics/policy-issues/future-of-work.html
- Talenteum. (2025). Cost reduction, agility, and Impact: The new drivers of Outsourcing. https://www.talenteum.com/cost-reduction-agility-and-impact-the-new-drivers-of-outsourcing/


Chat Us