Saat membahas risiko IT outsourcing, Anda pasti mempertimbangkan banyak hal, khususnya keamanan data, stabilitas operasional, dan reputasi perusahaan.
Banyak organisasi besar melihat outsourcing sebagai solusi efisiensi dan fleksibilitas. Tapi kenyataannya, menurut riset terbaru, sekitar 98% organisasi global memiliki relasi dengan vendor pihak ketiga yang pernah mengalami kebocoran data dalam dua tahun terakhir (Security Scorecard, 2023).
Itu artinya, peluang risiko memang harus dihadapi, khususnya untuk perusahaan besar seperti perusahaan Anda.
Kalau Anda sebagai decision-maker merasa gelisah, wajar. Risiko outsourcing bisa membuat jantung dag dig dug. Untungnya, dengan pemahaman tepat dan partner yang benar, risiko ini bisa diminimalkan.
Berikut ini 5 risiko umum dan bagaimana kami di IDstar membantu Anda menjaga keamanan, kualitas, dan kontinuitas layanan.
Mengapa penting memahami risiko sebelum outsourcing?
Outsourcing menawarkan keunggulan, akses ke talenta luas, fleksibilitas, efisiensi biaya, dan kemampuan scale-up cepat (Deloitte, 2024; Pesona Cipta, 2025).
Tapi ketika Anda menyerahkan sebagian fungsi kritis, terutama IT dan data, ke pihak luar, Anda juga harus siap mengelola “extended enterprise risk”, vendor, vendor-nya vendor, sampai rantai suplai mereka (Deloitte, 2018, SentryBay, 2025).
Dengan gambaran risiko yang jelas dan strategi mitigasi, Anda bisa mengubah outsourcing dari potensi jebakan menjadi keunggulan kompetitif.
1. Risiko keamanan data dan kebocoran informasi
Banyak perusahaan (termasuk di Indonesia) rentan mengalami kebocoran data. Bahkan sebelum outsourcing, risiko sudah besar (Madhava, 2024).
Namun, ketika Anda menyerahkan data ke vendor eksternal, potensi kebocoran bisa jauh lebih besar. Global riset menunjukkan 61% organisasi melaporkan insiden kebocoran atau keamanan lewat pihak ketiga dalam 12 bulan terakhir (Mitratech, 2024).
Cara IDstar membantu:
-
Kami menerapkan standar keamanan tinggi (enkripsi, kontrol akses ketat, audit berkala)
-
Setiap proyek menggunakan perjanjian kerahasiaan (NDA) dan kebijakan proteksi data sesuai best practices.
-
Kami mendokumentasikan dan memastikan protokol keamanan berjalan sejak onboarding sampai fase operasi.
Hasilnya: data perusahaan Anda tetap terlindungi, tanpa mengorbankan fleksibilitas operasional.
2. Risiko layanan/kualitas layanan yang tidak konsisten
Outsourcing bisa menghemat biaya dan mempercepat proses, tapi jika vendor tidak punya standar dan tim berpengalaman, kualitas layanan bisa di bawah ekspektasi, misalnya bug, keterlambatan, atau deliverable tidak sesuai kebutuhan.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kurangnya kontrol dan dokumentasi menjadi faktor utama kegagalan outsourcing (Deloitte, 2018; Deloitte, 2020).
Cara IDstar membantu:
-
Kami memiliki proses seleksi ketat & tim talent berpengalaman.
-
Terapkan kontrol kualitas dan KPI yang jelas sejak awal.
-
Monitoring proyek rutin agar deliverable sesuai target dan standar perusahaan Anda.
Dengan pendekatan ini, Anda mendapatkan layanan outsourcing yang konsisten, layaknya tim internal.
Baca juga: Mitos IT Outsourcing Indonesia
3. Risiko ketergantungan berlebihan pada vendor eksternal
Bergantung sepenuhnya pada vendor bisa berbahaya. Jika vendor gagal, tim bubar, atau layanan dihentikan mendadak, perusahaan Anda bisa terhenti.
Menurut survei dari vendor-risk research, 87% perusahaan pernah mengalami gangguan akibat vendor pihak ketiga; 28% mengalami gangguan besar; dan 11% bahkan mengalami kegagalan total layanan (Deloitte, 2018).
Cara IDstar membantu:
-
Kami memastikan ada transfer knowledge dan dokumentasi lengkap, sehingga perusahaan Anda tetap punya kontrol.
-
Memberikan fleksibilitas struktur, Anda bisa “onboard” internal talent kapan saja jika dibutuhkan.
-
Menyediakan solusi hybrid, kombinasi talent internal + outsourcing, agar perusahaan tetap resilient.
Dengan ini, Anda tidak tergantung penuh pada satu vendor, mitigasi risiko interupsi layanan.
4. Risiko komunikasi, koordinasi, dan perbedaan budaya kerja
Kolaborasi dengan vendor eksternal, terutama remote atau lintas lokasi, kadang menyebabkan miskomunikasi, delay, dan ketidaksepahaman dalam proses kerja. Ini bisa berdampak pada produktivitas dan hasil akhir (Deloitte, 2018; Deloitte, 2024).
Cara IDstar membantu:
-
Kami memulai tiap proyek dengan onboarding budaya & alignment visi-misi.
-
Komunikasi terstruktur, kickoff meeting, checkpoint rutin, laporan progress transparan.
-
Tim kami fleksibel, adaptif, dan terbiasa bekerja sesuai standar & kultur klien.
Hasilnya: kerja sama yang mulus, tanpa gesekan, seperti tim internal Anda sendiri.
5. Risiko kepatuhan regulasi, kontinuitas bisnis & gangguan vendor
Outsourcing bisa membawa tantangan kepatuhan regulasi, terutama terkait data, privasi, dan compliance. Ditambah risiko continuity jika vendor mengalami gangguan, bencana, atau kegagalan operasional.
Global survey menunjukkan bahwa insiden pihak ketiga bisa menimbulkan dampak finansial & reputasi besar. Beberapa perusahaan memperkirakan kerugian hingga ratusan juta USD jika terjadi kegagalan vendor (Deloitte, 2018; Deloitte, 2020).
Cara IDstar membantu:
-
Kami mendesain kontrak dengan standar compliance & regulasi, sesuai kebutuhan perusahaan Anda.
-
Menyediakan rencana business continuity & backup, sehingga operasional tetap berjalan meskipun ada gangguan eksternal.
-
Memberikan transparansi penuh (audit, dokumentasi, dan pelaporan rutin).
Dengan ini, Anda bisa yakin operasional tetap aman, tanpa kompromi pada kepatuhan dan kontinuitas layanan.
Baca juga: 7 Tanda Bisnis Anda Perlu Jasa IT Outsourcing Terbaik
Transformasi Outsourcing Jadi Keunggulan
Memang benar. Outsourcing membawa potensi risiko nyata, dari kebocoran data, kualitas layanan, ketergantungan vendor, komunikasi, hingga compliance dan continuity.
Data menunjukkan sebagian besar organisasi global pernah menghadapi masalah terkait vendor pihak ketiga. Namun, dengan partner yang tepat, yakni IDstar, risiko-risiko itu bisa diubah menjadi kekuatan.
Dengan talenta terpilih, sistem keamanan & quality control matang, dokumentasi lengkap, dan pendekatan fleksibel, Anda mendapatkan manfaat maksimal tanpa kompromi.
Jika Anda siap menjawab tantangan digital tanpa khawatir soal risiko mari bicarakan bersama. Kami siap bantu perusahaan Anda lewat IT Outsourcing & solusi automation menggunakan agentic AI yang terpercaya.
Digital Transformation? #IDstarinAja
Referensi Kredibel:
- Deloitte. (2024). Global Outsourcing Survey. Diakses dari https://www.deloitte.com/global/en/issues/work/global-outsourcing-survey.html
- Deloitte. (2018). Risk Series Insight: The Third-Party Paradox. Diakses dari https://www.deloitte.com/ca/en/services/consulting-risk/analysis/riskseriesinsight-tprm.html
- Deloitte. (2020). Third-Party Failures Can Cost Companies As Much As US$1 Billion Per Incident. Diakses dari https://www.deloitte.com/an/en/about/press-room/third-party-failures-can-cost-companies-as-much-as-us-1-billion-per-incident-per-a-recent-deloitte-survey.html
- Madhava. (2024). Perusahaan di Indonesia Berpotensi Alami Kebocoran Data. Diakses dari https://madhava.id/perusahaan-di-indonesia-berpotensi-alami-kebocoran-data/
- Mitratech. (2024). 2024 Third-Party Risk Management Study. Diakses dari https://mitratech.com/resource-hub/blog/2024-third-party-risk-management-study/
- Pesonacipta. (2025). Fakta Outsourcing: 22 Juta Pekerja di Indonesia dari 68 Ribu Perusahaan. Diakses dari https://pesonacipta.co.id/articles/detail/Fakta-Outsourcing-22-Juta-Pekerja-di-Indonesia-dari-68-Ribu-Perusahaan
- SecurityScorecard. (2023, February 1). SecurityScorecard Research Shows 98% of Organizations Globally Have Relationships With At Least One Breached Third-Party. Diakses dari https://securityscorecard.com/company/press/securityscorecard-research-shows-98-of-organizations-globally-have-relationships-with-at-least-one-breached-third-party
- SentryBay. (2025). 98 Percent of Organizations Have at Least One Third-Party Vendor That Has Suffered a Data Breach. Diakses dari https://sentrybay.com/98-percent-of-organizations-have-at-least-one-third-party-vendor-that-has-suffered-a-data-breach



Chat Us