IDstar, IT Consulting Indonesia – Anda mencari informasi tentang cara meningkatkan keamanan data perusahaan? Anda berada di artikel yang tepat.
Di era digital saat ini, keamanan data menjadi aspek kritis yang tidak bisa diabaikan oleh setiap perusahaan.
Dengan meningkatnya ancaman siber dan serangan data, memastikan keamanan informasi menjadi prioritas utama.
Melindungi data perusahaan dari akses tidak sah dan kebocoran informasi adalah tantangan yang harus dihadapi dengan strategi yang efektif.
Artikel ini akan menjelaskan bagaimana Robotic Process Automation (RPA) dapat menjadi kunci dalam meningkatkan keamanan data perusahaan, serta memberikan gambaran umum tentang cara meningkatkan keamanan data secara umum, sebelum menyelami lebih dalam tentang peran spesifik RPA.
Bagaimana Cara Meningkatkan Keamanan Data Perusahaan
Keamanan data perusahaan dimulai dengan pemahaman dasar tentang apa itu data dan mengapa keamanan itu penting.
Data perusahaan seringkali berisi informasi sensitif, mulai dari data pribadi karyawan, informasi keuangan, hingga rahasia dagang yang jika bocor dapat merugikan perusahaan baik secara finansial maupun reputasi.
1. Pengelolaan Akses
Pengelolaan akses melibatkan pembuatan kebijakan yang mengatur siapa saja yang dapat mengakses data sensitif.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip “least privilege,” di mana pengguna hanya diberikan akses yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas mereka.
Selain itu, penting untuk menerapkan kontrol akses berbasis peran (role-based access control) yang memastikan setiap pengguna hanya dapat mengakses data yang relevan dengan peran mereka.
Selain itu, penting untuk menerapkan kebijakan penggunaan metode otentikasi yang kuat seperti otentikasi dua faktor (2FA) atau multifaktor (MFA).
2FA dan MFA menggunakan kombinasi dari kata sandi, token keamanan, atau biometrik (seperti sidik jari atau pemindaian wajah) untuk memverifikasi identitas pengguna sebelum mereka dapat mengakses data sensitif.
Cari tahu bagaimana IDstar dapat membantu meningkatkan keamanan data perusahaan Anda. Hubungi Kami!
2. Enkripsi Data
Penting untuk memberlakukan enkripsi data selama penyimpanan (at rest) dan selama pengiriman (in transit) memastikan bahwa data tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berwenang.
Algoritma enkripsi yang kuat seperti AES (Advanced Encryption Standard) harus digunakan.
Hal ini penting guna memastikan bahwa meskipun data diakses oleh pihak yang tidak berwenang, mereka tidak dapat memahami atau memanfaatkan informasi tersebut tanpa kunci dekripsi yang benar.
3. Rutin Lakukan Pelatihan Karyawan
Memberikan pelatihan keamanan siber secara berkala kepada karyawan sangat penting untuk mengurangi risiko human error.
Pelatihan harus mencakup cara mengidentifikasi email phishing, pentingnya menggunakan kata sandi yang kuat, dan praktik terbaik untuk mengamankan perangkat dan data.
Mengadakan simulasi serangan siber seperti phishing atau serangan malware dapat membantu karyawan memahami ancaman nyata dan bagaimana cara meresponsnya.
Dengan begini, juga dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dalam kebijakan keamanan yang ada.
4. Menginstall Antivirus & Anti-Malware
Tak kalah penting, Anda juga harus menggunakan perangkat lunak antivirus dan anti-malware terbaru yang dapat melindungi jaringan dari berbagai ancaman. software ini harus diperbarui secara teratur untuk mengatasi ancaman baru yang terus berkembang.
Firewall membantu memblokir akses yang tidak sah ke jaringan, sementara sistem deteksi intrusi (Intrusion Detection System – IDS) dan sistem pencegahan intrusi (Intrusion Prevention System – IPS) dapat mendeteksi dan menghentikan aktivitas mencurigakan sebelum merusak sistem.
5. Lakukan Audit dan Pemantauan Rutin
Melakukan audit keamanan secara rutin membantu mengidentifikasi kelemahan dalam sistem keamanan dan memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang ada diterapkan dengan benar.
Audit ini bisa dilakukan secara internal atau oleh pihak ketiga yang independen.
Pemantauan terus-menerus terhadap akses data dan aktivitas pengguna dapat membantu mendeteksi anomali atau tanda-tanda pelanggaran keamanan lebih awal.
Selain itu, bisa menggunakan solusi pemantauan keamanan yang canggih, seperti SIEM (Security Information and Event Management), dapat membantu mengumpulkan dan menganalisis data keamanan secara real-time.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan dapat meningkatkan perlindungan terhadap informasi sensitif mereka dan mengurangi risiko kebocoran data.
6. Pengelolaan Patch dan Pembaruan Sistem Rutin
Pembaruan perangkat lunak secara teratur sangat penting untuk menutup celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh penyerang.
Vendor perangkat lunak sering merilis patch keamanan untuk mengatasi kerentanan baru. Memastikan semua sistem dan aplikasi diperbarui dengan patch terbaru membantu menjaga keamanan sistem.
Mengimplementasikan program manajemen patch yang efektif membantu dalam mengidentifikasi, menilai, dan menerapkan pembaruan keamanan dengan cepat.
Sistem manajemen patch otomatis dapat membantu memastikan semua perangkat lunak diperbarui tanpa menunggu intervensi manual.
Kami dapat meningkatkan lebih dari 50% keamanan data perusahaan Anda. Hubungi Kami untuk konsultasi secara gratis!
7. Siapkan Rencana Tanggap Darurat dan Pemulihan
Mengembangkan dan menguji rencana tanggap insiden membantu organisasi merespons dengan cepat dan efektif terhadap insiden keamanan siber.
Rencana ini harus mencakup langkah-langkah untuk mengidentifikasi, mengisolasi, dan memitigasi insiden, serta prosedur untuk melaporkan dan mendokumentasikan insiden tersebut.
Mempersiapkan rencana pemulihan bencana yang komprehensif membantu memastikan kelangsungan operasional perusahaan setelah serangan siber atau kegagalan sistem.
Hal ini termasuk memiliki backup data yang teratur dan aman, serta prosedur pemulihan untuk mengembalikan data dan sistem ke keadaan normal secepat mungkin.
8. Bijak Menggunakan Perangkat Pribadi
Dengan semakin banyaknya karyawan yang menggunakan perangkat pribadi untuk bekerja, penting untuk menerapkan kebijakan BYOD yang kuat.
Kebijakan ini harus mencakup persyaratan keamanan untuk perangkat pribadi, seperti penggunaan enkripsi, pengelolaan perangkat seluler (Mobile Device Management – MDM), dan pembatasan akses ke data sensitif.
Memastikan bahwa data perusahaan yang diakses atau disimpan pada perangkat pribadi karyawan terlindungi dengan baik.
Ini bisa melibatkan penggunaan aplikasi keamanan khusus, pemisahan data kerja dan pribadi (containerization), dan kemampuan untuk menghapus data perusahaan secara remote jika perangkat hilang atau dicuri.
Peran RPA Menjaga Keamanan Data Perusahaan
Robotic Process Automation (RPA) menawarkan pendekatan yang efisien dan efektif dalam menjaga keamanan data perusahaan.
Melalui otomatisasi proses yang berulang dan berbasis aturan, RPA mengurangi risiko yang berkaitan dengan intervensi manusia dan meningkatkan keakuratan dalam pengelolaan data.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan mengambil contoh penerapan di industri perbankan. Berikut penjelasannya.
Otomatisasi Pengumpulan Data
RPA dapat otomatis mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan risiko kesalahan yang sangat rendah. Sebagai contoh, sebuah perusahaan asuransi yang menggunakan RPA untuk mengumpulkan dan memproses klaim mengurangi risiko kebocoran data pribadi pelanggan dan meningkatkan kecepatan layanan.
Dalam konteks perbankan, RPA dapat secara otomatis mengumpulkan data dari aplikasi kredit atau transaksi pelanggan tanpa intervensi manusia.
Misalnya, bank di Amerika Serikat mengimplementasikan RPA untuk memproses aplikasi kartu kredit.
Sistem RPA mengumpulkan data pelanggan, melakukan verifikasi, dan mengambil keputusan kredit berdasarkan aturan yang telah ditetapkan, mengurangi risiko kesalahan manusia dan kebocoran informasi.
Baca juga: Tips Memilih Solusi RPA untuk Bisnis
Pemantauan Keamanan Proaktif
RPA dapat dikonfigurasi untuk memantau sistem dan mencari tanda-tanda aktivitas mencurigakan. Sebuah bank besar mungkin menggunakan RPA untuk memantau transaksi yang tidak biasa, yang bisa menjadi indikator penipuan atau pencucian uang.
RPA dapat dikonfigurasi untuk memantau transaksi mencurigakan secara real-time. Sebagai contoh, sebuah bank dapat mengidentifikasi pola transaksi yang tidak biasa yang mungkin mengindikasikan upaya penipuan atau pencucian uang.
Sistem ini secara otomatis mem-flag transaksi tersebut dan menginformasikan kepada tim keamanan untuk investigasi lebih lanjut, mempercepat respons terhadap ancaman keamanan.
Baca juga: Cara Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi dan Contohnya
Keamanan yang Konsisten
RPA dapat memastikan bahwa semua protokol keamanan dan kebijakan perusahaan diikuti secara konsisten. Ini termasuk pengaturan ulang kata sandi secara berkala, pembaruan perangkat lunak, dan kebijakan logout otomatis.
Di sektor perbankan, RPA memastikan penerapan kebijakan keamanan secara konsisten. Contohnya, bank dapat menggunakan RPA untuk secara otomatis mengimplementasikan kebijakan kata sandi, termasuk penggantian kata sandi secara berkala dan penutupan sesi otomatis setelah periode inaktivitas tertentu, mengurangi kemungkinan akses tidak sah.
Mengurangi Akses Fisik
Dengan mengurangi kebutuhan akan akses manusia ke data sensitif, RPA mengurangi risiko kebocoran data. Robot ini bekerja pada latar belakang tanpa perlu intervensi manusia yang sering.
Dengan mengotomatisasi pemrosesan dan penyimpanan data, RPA mengurangi jumlah staf bank yang memerlukan akses langsung ke informasi sensitif.
Misalnya, sebuah bank di Asia mengotomatiskan proses penyimpanan data transaksi harian. Dengan mengurangi akses fisik ke data, risiko kebocoran data secara internal maupun eksternal bisa ditekan.
Laporan dan Analisis yang Detail dan Konsisten
RPA juga dapat mengotomatiskan penciptaan laporan keamanan yang detail, memberikan analisis waktu nyata tentang keamanan data. Hal ini memungkinkan manajemen untuk mengambil keputusan berdasarkan data terkini dan akurat.
Bank sering menggunakan RPA untuk mengotomatisasi pembuatan laporan keamanan. Sebuah sistem RPA dapat dirancang untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber, menganalisis tren keamanan, dan menghasilkan laporan keamanan secara berkala tanpa keterlibatan manusia.
Hal ini tidak hanya mengurangi beban kerja tetapi juga memastikan bahwa manajemen mendapatkan informasi terkini mengenai status keamanan bank secara teratur.
Kesimpulan
Mengadopsi RPA dalam strategi keamanan data perusahaan bukan hanya tentang meningkatkan efisiensi, tetapi juga tentang memperkuat pertahanan terhadap ancaman siber.
Dengan otomatisasi tugas yang berulang dan berisiko tinggi, perusahaan dapat mengurangi kesalahan manusia, memperkuat protokol keamanan, dan mempercepat respons terhadap insiden keamanan.
Dengan demikian, RPA bukan hanya investasi dalam efisiensi tetapi juga investasi dalam keamanan dan kelangsungan bisnis.
Memanfaatkan teknologi ini untuk menjaga keamanan data adalah langkah strategis yang dapat membantu perusahaan menjaga integritas dan reputasinya di pasar yang kompetitif.