Belakangan ini, istilah Agentik AI dan Agen AI semakin sering muncul dalam percakapan bisnis dan teknologi. Banyak yang menganggap keduanya sama, padahal, secara konsep dan dampak terhadap organisasi, perbedaannya cukup besar.
Bagi perusahaan besar seperti Anda, memahami perbedaan ini bukan sekadar urusan teknis. Ini tentang bagaimana kita menyiapkan fondasi AI yang berkelanjutan dan adaptif agar strategi digital yang kita bangun bisa benar-benar membawa nilai nyata bagi bisnis.
Mari kita bahas secara sederhana namun mendalam.
Memahami Dasar: Apa Itu Agen AI dan Agentik AI?
Sebelum membedakan, kita perlu memahami keduanya.
Agen AI (AI Agent) adalah sistem atau entitas kecerdasan buatan yang menjalankan satu atau beberapa tugas spesifik sesuai instruksi yang diberikan manusia.
Contohnya, chatbot customer service, sistem rekomendasi produk, atau asisten penjadwalan otomatis. Agen AI berperan sebagai “eksekutor”, bekerja sesuai batasan yang ditetapkan.
Agentik AI (Agentic AI) berbeda jauh. Ia bukan sekadar pelaksana tugas, melainkan sistem yang mampu menentukan tujuan sendiri, merencanakan strategi, dan beradaptasi terhadap lingkungan tanpa instruksi detail manusia di setiap langkahnya.
Agentik AI memiliki struktur multi-agen yang bisa berkolaborasi dan belajar dari hasil tindakannya sendiri.
Menurut IBM Think, Agentic AI adalah sistem yang mampu mengatur dirinya sendiri dan mengkoordinasikan berbagai agen AI untuk mencapai hasil kompleks secara otonom. (IBM Think)
Baca juga: Apa Bedanya Agentic AI dan Generative AI?
Otonomi dan Kemampuan Pengambilan Keputusan
Di sinilah perbedaan paling jelas terlihat.
-
Agen AI: bekerja berdasarkan aturan dan prompt yang sudah ditetapkan. Ia mengeksekusi, tapi tidak memiliki konteks penuh dari tujuan besar organisasi.
-
Agentik AI: memiliki kemampuan berpikir strategis. Ia bisa membuat keputusan berdasarkan prioritas, merencanakan langkah berikutnya, dan menyesuaikan tindakannya jika lingkungan berubah.
Kalau Agen AI adalah “pegawai yang patuh instruksi”, maka Agentik AI adalah “manajer cerdas” yang mampu memimpin dan memutuskan strategi berdasarkan data.
Forbes menjelaskan bahwa Agentic AI bukan hanya eksekutor otomatis, tapi entitas otonom yang memahami konteks dan membuat keputusan seperti manusia profesional di level manajerial. (Forbes)
Struktur dan Arsitektur Sistem
Dalam implementasinya, Agen AI biasanya berdiri sendiri, sedangkan Agentik AI bersifat orkestratif.
Agen AI melakukan satu fungsi spesifik, misalnya menjawab email, melakukan analisis data sederhana, atau mengisi form otomatis.
Tapi Agentik AI mengelola kumpulan agen, menugaskannya, memantau hasilnya, dan memperbaiki strategi berdasarkan feedback.
Makanya, Agentik AI cocok untuk perusahaan besar dengan banyak departemen atau sistem kompleks. Ia bisa menghubungkan berbagai agen lintas fungsi, misalnya HR, finance, dan marketing, agar bekerja dalam satu tujuan strategis yang sama.
Fleksibilitas dan Adaptasi
Dalam dunia bisnis yang cepat berubah, adaptasi adalah kunci.
Agen AI bekerja baik selama kondisi sesuai skenario awal, tapi bisa “bingung” ketika terjadi perubahan di luar konteksnya.
Sebaliknya, Agentik AI mampu belajar dan menyesuaikan diri. Ia dapat mengevaluasi hasil, mencoba pendekatan baru, dan bahkan memperbaiki kesalahan sendiri.
Riset terbaru dari arXiv (2025) menyebutkan bahwa sistem Agentik AI memiliki feedback loop yang kuat — memungkinkan mereka beradaptasi dalam situasi yang tak terduga dengan efisiensi lebih tinggi. (arXiv)
Baca juga: Kenalan dengan Agentic Automation, yuk!
Mengapa Penting untuk Perusahaan Besar?
Sebagai perusahaan besar, kita tentu ingin berinvestasi pada solusi yang tidak hanya efisien, tapi juga berkelanjutan. Nah, memahami perbedaan ini membantu kita menentukan arah investasi AI yang tepat.
Kalau tujuan kita hanya otomatisasi tugas sederhana, cukup gunakan Agen AI.
Tapi kalau kita ingin AI yang bisa mengelola proyek, memecah tujuan besar, dan mengambil keputusan lintas fungsi, maka Agentik AI adalah jawabannya.
Gartner bahkan memprediksi bahwa lebih dari 40% proyek Agentik AI akan gagal sebelum 2027 karena banyak perusahaan salah memahami kompleksitas implementasinya. Artinya, sebelum terjun ke Agentik AI, kita perlu fondasi data, tata kelola, dan tim AI yang kuat. (Reuters)
Skalabilitas dan Integrasi Lintas Fungsi
Agentik AI memungkinkan perusahaan melakukan orkestrasi lintas tim secara otomatis. Misalnya:
-
Marketing agent merancang kampanye berdasarkan data pelanggan.
-
Finance agent menghitung proyeksi ROI dari kampanye tersebut.
-
HR agent menyiapkan pelatihan tambahan untuk tim penjualan.
Semua berjalan dalam satu ekosistem yang saling terhubung. CIO.com menulis bahwa perusahaan besar mulai beralih dari agen individual ke sistem agentik untuk meningkatkan efisiensi lintas departemen. (CIO.com)
Baca juga: Otomatisasi Proses Invoice Anda dengan Agentic Automation
Tantangan dan Risiko
Namun, Agentik AI bukan tanpa tantangan.
-
Hallucination & error propagation – jika satu agen mengambil keputusan keliru, efeknya bisa menyebar ke seluruh sistem.
-
Koordinasi antar-agen – tanpa protokol komunikasi yang baik, sistem bisa tidak sinkron.
-
Akuntabilitas keputusan – semakin otonom sistemnya, semakin sulit menentukan siapa yang bertanggung jawab.
-
Biaya tinggi dan kebutuhan SDM ahli.
Karena itu, pendekatan paling bijak adalah membangun roadmap bertahap: mulai dari agen AI yang sederhana, lalu naik ke level agentik setelah fondasi stabil.
Saatnya Kita Memilih Strategi AI yang Tepat
Kesimpulannya, Agen AI adalah pelaksana, sedangkan Agentik AI adalah pengarah.
Agen AI bekerja sesuai instruksi; Agentik AI menciptakan dan menyesuaikan strategi untuk mencapai tujuan lebih besar.
Bagi perusahaan besar, perbedaan ini penting untuk menghindari kesalahan investasi dan menentukan arah transformasi digital yang efektif.
Langkah terbaik?
Mulai dari pilot project berbasis agen AI, ukur hasilnya, lalu tingkatkan bertahap ke arsitektur agentik AI yang terintegrasi.
Dengan pendekatan realistis dan terukur, kita bisa memastikan bahwa AI bukan hanya tren, tapi keunggulan kompetitif nyata bagi bisnis kita.
Jika Anda ingin mengimplementasikan Agentic AI ke perusahaan Anda, silakan konsultasi dengan menghubungi Kami. Kami akan berikan services terbaik sebagai agentic automation provider terbaik di Indonesia.
Siap Membawa Perusahaan Anda ke Era Agentik AI?
Kini saatnya perusahaan Anda tidak hanya sekadar mengotomasi tugas, tapi mengorkestrasi kecerdasan buatan yang mampu berpikir dan beradaptasi layaknya tim strategis.
Sebagai Agentic Automation Provider terbaik di Indonesia, IDstar membantu perusahaan besar membangun sistem Agentik AI yang efisien, aman, dan sesuai kebutuhan bisnis Anda.
Kami memahami setiap industri memiliki kompleksitas tersendiri, karena itu, solusi kami dirancang custom, terukur, dan siap diintegrasikan dengan ekosistem Anda yang sudah ada.
Hubungi kami hari ini untuk mendapatkan konsultasi gratis dan temukan bagaimana Agentik Automation dapat mempercepat inovasi serta efisiensi operasional di perusahaan Anda.
Referensi Kredibel
-
Ranjan Sapkota, Konstantinos I. Roumeliotis, Manoj Karkee, AI Agents vs. Agentic AI: A Conceptual Taxonomy, Applications and Challenge (arXiv) arXiv
-
Agentic AI di situs IBM Think IBM
-
The Important Difference Between Agentic AI And AI Agents, Forbes Forbes
-
How AI agents and agentic AI differ from each other, CIO CIO
-
Agentic AI vs. AI Agents: How to Differentiate, Coveo blog Coveo
-
Laporan Gartner: “Over 40% of agentic AI projects will be scrapped by 2027” (Reuters) Reuters
-
Stochastic, Dynamic, Fluid Autonomy in Agentic AI (arXiv) arXiv
-
MI9 — Agent Intelligence Protocol: Runtime Governance for Agentic AI Systems (arXiv) arXiv



Chat Us